Elektabilitas Partai Golkar turun ketika Setya Novanto (Setnov) menang praperadilan masih menjabat Ketua Umum partai berlambang Pohon Beringin.
Demikian dikatakan pengamat politik Sahirul Alem kepada suaranasional, Rabu (4/10). “Publik akan menilai Golkar menjadi sarang koruptor,” ungkap Alem.
Kata Alem, masyarakat menilai Golkar tidak punya itikad baik untuk pemberantasan korupsi dengan masih mempertahankan Setnov sebagai ketua umum. “Padahal partai-partai lain jika ketua atau ketua umumnya terkena korupsi langsung dipecat atau diminta mengundurkan diri,” papar Alem.
Menurut Alem, beberapa pengurus Golkar dipecat karena meminta Setnov mundur juga mempengaruhi suara. “Yorrys Raweyai maupun Ahmad Doli Kurnia yang dipecat itu punya basis pengikut banyak,” jelas Alem.
Ia mengatakan, Ahmad Doli Kurnia mempunyai basis pemilih dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Islam moderen. “Kalangan HMI akan berfikir ulang untuk tidak memilih Golkar di Pemilu 2019,” papar Alem.
Selain itu, kata Alem, selama Setnov masih berkuasa di Golkar, partai berlambang Pohon Beringin ini akan terus bergejolak. “Kalangan kritis akan terus menyuarakan Setnov diganti,” pungkas Alem.