Kudeta militer yang terjadi di Turki karena kebijakan pemerintah Recep Tayyip Erdogan yang membawa ruang agama di publik.
“Kudeta militer di Turki, protes karena terlalu banyak agama di ruang publik,” kata Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA di akun Twitter-nya @DennyJA_WORLD.
Kata Denny JA, saat ini masyarakat Turki mengkritik kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan karena banyak membawa ruang agama di ranah publik.
“Mr Erdogan dikritik karena menerapkan terlalu banyak agama dalam ruang publik yg dulu selalu dibuat sekuler,” paparnya.
Pemerintah Turki, Sabtu (16/7/2016) dini hari waktu setempat, mengklaim sudah berhasil menggagalkan upaya kudeta militer menyusul baku tembak dan ledakan di ibu kota Ankara yang menewaskan sedikitnya 17 orang.
Seorang pejabat senior Turki yang tak mau disebutkan identitasnya kepada kantor berita Associated Press mengatakan, semua pejabat pemerintah masih mengendalikan kementerian mereka.
“Helikopter militer melepaskan tembakan di pusat kota Ankara, selain itu ledakan juga terdengar dari arah Gedung Parlemen,” kata seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya atas alasan keamanan.