Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, pemuka Kristen–Katolik dari seluruh DIY mematangkan koordinasi keamanan dengan Polda DIY dalam dialog yang digelar di GRII Bener, Jumat (21/11).
Ketua Panitia, Joko Pamungkas, mengatakan perayaan Natal memerlukan kesiapan khusus karena menyangkut mobilitas jemaat dan potensi keramaian. “Ini bukan hanya soal ibadah, tetapi soal pergerakan masyarakat. Kita harus antisipasi bersama,” ujarnya.
Ketua BKSADK DIY, Pendeta Agus Haryanto, menambahkan bahwa perwakilan gereja hadir dari seluruh kabupaten/kota, termasuk dari wilayah jauh seperti Gunung Kidul dan Kulon Progo.
Kesaksian 1 Jam dari Dirbinmas Polda DIY
Dalam forum tersebut, Dirbinmas Polda DIY Tri Panungko memberikan kesaksian selama hampir satu jam mengenai perjalanan tugas dan spiritualitasnya sebagai seorang Kristen yang memimpin di berbagai wilayah. Ia mengenalkan konsep GKKK — Gereja Keliling Keliling Kalimantan, yang ia jalankan di Kalimantan Barat dan kini diterapkan di Yogyakarta sebagai Gereja Keliling Keliling Yogya.
Tri menegaskan bahwa pelayanan keliling itu membuatnya dekat dengan berbagai denominasi sekaligus memahami dinamika umat. Ia juga menceritakan pengalamannya bertugas di Jawa Barat, wilayah mayoritas Muslim, yang memperdalam penghayatannya tentang toleransi dan relasi sosial lintas iman.
Ia menyinggung fenomena klitih di Yogyakarta yang ternyata juga melibatkan remaja Nasrani.
Menurutnya, perhatian keluarga, kasih, dan kedekatan emosional adalah kunci mencegah anak-anak muda terseret ke perilaku berisiko. “Keluarga harus hadir lebih kuat daripada tekanan pergaulan,” tegasnya.
Sesi kemudian dilanjutkan dengan dialog interaktif yang dimoderatori Sekretaris BKSADK DIY, Paulus Kristiyanto. Dialog berlangsung hangat dengan banyak pendeta serta romo yang berebut mengajukan pertanyaan mengenai keamanan gereja, pembinaan remaja, dan kesiapan menghadapi Natal–Tahun Baru.
Tri Panungko juga menyampaikan strategi Polda DIY menjelang puncak keramaian akhir tahun dan mengajak gereja meningkatkan komunikasi cepat jika terjadi situasi darurat. “Kita harus gerak cepat. Kolaborasi gereja–kepolisian menjadi penting,” katanya.
Pertemuan ditutup dengan komitmen bersama memperkuat sinergi pengamanan Natal–Tahun Baru agar berjalan aman, terkendali, dan membawa damai bagi seluruh umat.





