Aktivis ARM Ali Reza: Pemerintahan Prabowo Hadapi Warisan Buruk Era Jokowi

Aktivis Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) Ali Reza menilai tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto penuh dengan berbagai dinamika dan gejolak kebijakan yang memicu keresahan publik.

“Selama satu tahun pemerintahan Prabowo, banyak hal besar terjadi. Di antaranya hilangnya gas melon dari pasaran, pemagaran laut, disahkannya Undang-Undang Ibu Kota Negara (IKN) sebagai pusat politik baru, hingga terjadinya kerusuhan besar pada Agustus 2025 di Jakarta dan berbagai kota lainnya,” ujar Ali Reza dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).

Ali Reza juga menyoroti langkah Presiden Prabowo yang baru-baru ini melantik Menteri Keuangan Purbaya Sadewa. Ia menyebut kebijakan Purbaya di awal masa jabatannya terkesan “koboi”, terutama dalam penolakannya menggunakan dana APBN untuk membayar utang proyek Kereta Cepat Whoosh.

Baca juga:  Sering Minta Aguan Ditangkap, Aktivis ARM Menuk Wulandari Dapat Teror

“Banyak ekonom menduga ada indikasi tindak korupsi dalam proyek Kereta Whoosh. Purbaya mengambil sikap keras agar dana publik tidak dipakai untuk menutup kesalahan kebijakan masa lalu,” tegasnya.

Menurut Ali Reza, semua peristiwa yang terjadi pada tahun pertama pemerintahan Prabowo merupakan konsekuensi dari kebijakan ugal-ugalan pemerintahan sebelumnya yang meninggalkan banyak masalah struktural dan beban keuangan negara.

Menutup pernyataannya, Ali Reza mengajak masyarakat untuk kembali merenungkan makna Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober.

“Mari kita kembali pada semangat 1928 — semangat membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, dan berkeadilan,” ujarnya.

Baca juga:  Aktivis ARM: Bareskrim Mabes Polri Harus Berani Periksa Aguan

Ali Reza kemudian mengutip isi Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak persatuan bangsa:

-Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.

-Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

-Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

“Spirit itulah yang harus kita hidupkan kembali di tengah situasi bangsa yang sedang diuji,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News