Guru Besar BRIN: Wapres Gibran Lebih Banyak Buat Masalah dan tak Punya Kapasitas

Kinerja dan penampilan (performance) Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sangatlah tidak meyakinkan. Dalam setahun perjalanan pemerintahan Prabowo-Gibran, dia nampak merupakan sosok yang tidak memberikan nilai plus. Lebih banyak mendapat cibiran daripada pujian. Akan menjadi bencana jika dia ditakdirkan menggantikan Prabowo sebagai Presiden yang mengendalikan arah kemudi Republik ini.

Gurubesar Riset bidang Ilmu Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ikrar Nusa Bakti menyatakan hal itu Kamis, 23 Oktober 2025, menyoroti kinerja Wapres Gibran Rakabuming Raka setelah duduk di kursi orang nomor dua Republik selama setahun. “Sebagai pengajar saya menilai rapornya merah. Makanya saya merasa merasa agak aneh kok teman saya sesama alumni FISIP UI Ade Armando menyatakan Gibran sebagai Wapres terbaik,” katanya tertawa sambil geleng-geleng kepala.

Dia mempertanyakan, apakah hubungan Prabowo dan Gibran berjalan baik, apakah ada hubungan batin antara keduanya? Hubungan Presiden dan Wapres di masa lalu selalu harmonis di mana Wapres menurut Konstitusi bertugas sebagai penunjang kinerja Presiden. Dalam istilah ilmu politik, Wapres hanya sebagai ‘ban serap’ Presiden.

Dalam setahun ini, apakah hubungan keduanya baik-baik saja? “I don’t thing so. Contoh, misal. Kalau kita lihat cara mereka duduk yang sangat berbeda. Bagaimana misalnya Pak Prabowo seakan-akan tidak melihat bahwa di sampingnya itu ada Gibran. Walaupun dalam beberapa hari terakhir tampak seakan-akan keduanya berseragam sama, baik yang corak sama. Semodel tetapi kesan orang tidak seperti itu. Tetap saja ada perbedaan. Dalam tingkah laku mereka sangat terlihat beda,” kata mantan Dubes RI untuk Republik Tunisia itu.

Baca juga:  Prabowo-Gibran, Presiden-Wakil Presiden tanpa Kehormatan dan Harga Diri

Ditambahkannya, kita tahu bahwa Prabowo adalah seorang yang suka pergi ke luar negeri untuk melakukan diplomasi internasional. Bisa lihat apakah kemudian ketika dia ke luar negeri dia lalu memberikan posisi pengendali negara kepada Gibran? “Nampak tidak diberikan. Jelas terlihat kesan kalau Prabowo ke luar negeri, Gibran tidak diberikan kewenangan memimpin pemerintahan, seperti sidang kabinet atau mengambil keputusan untuk sesuatu hal yang sangat penting,” kata Alumni Ilmu Politik FISIP UI itu.

Kita juga belum atau tidak melihat bagaimana kemudian ketika Gibran membuat suatu kebijakan agar orang lapor ke Wakil Presiden. Itu juga kemudian tidak mendapat sambutan yang baik. Bukan saja dari Presiden Prabowo tetapi juga dari masyarakat luas. Masyarakat nampaknya tidak menganggap lapor ke Wapres itu bisa menyelesaikan masalah mereka.

Dan bagaimana juga dengan tugas-tugas Gibran untuk menangani masalah yang menjadi tanggung jawabnya seperti malasah Papua? Apakah dia itu benar-benar menjalankan tugas sebagai seorang Wapres yang kemudian memberikan policy dan masukan-masukan kepada pimpinan daerah baik itu militer, polisi atau sipil untuk melakukan tugas-tugas di Papua. Itu dilakukan oleh Gibran? Jawabnya: tidak sama sekali.

Tidak sesuai kapasitas

Beberapa contoh berikut ini menunjukkan bahwa apa yang dijalankan Gibran tidak sesuai dengan kapasitas terpasang sebagai Wapres. Pertama, memeriksa seorang murid perempuan di sebuah sekolah dan mengacak-acak isi tasnya. Apakah ini suatu tindakan yang pantas dan baik yang dilakukan oleh seorang wakil Presiden?

Kedua, dia pernah mendatangi sebuah universitas swasta. DI sana dia cuma ‘celengak-celinguk’ lalu berjalan-jalan keliling liat kampus tersebut. Setelah itu langsung pergi tanpa memberikan arahan dan pikiran yang jelas dan tentunya tanpa ada tanya jawab. Alih-alih memberikan pencerahan malah menunjukkan kebingungan.

Baca juga:  Relawan Prabowo-Gibran Lamongan: Gibran Membuat Keok Muhaimin dan Mahfud MD

Ketiga, dia pernah datang ke acara Makan Bergizi Gratis (MBG), melihat bagaimana itu dilakukan . Tidak ada dialog dan kemudian paling cuma melihat anak-anak itu makan dengan lahapnya. Dia tidak pernah menanyakan kepada sekolah atau pembuat MBG itu apa masalah yang timbul dari kebijakan itu. Dia cuma melihat bagaimana MBG itu berjalan. Tidak ada arahan dan pendapat dari seorang Wapres.

Keempat, ketika dia datang ke Bali bertemu Gubernur Bali dan dipersilakan oleh Gubernur untuk memberikan pidato atau pengarahan tentang bagaimana pengembangan provinsi yang mendapat julukan Pulau Dewata. Tetapi apa yang terjadi? ternyata dia lebih memilih pergi ketimbang memberikan arahan.

Itulah sosok wakil presiden yang kita miliki saat ini. Apakah tepat jika dikatakan ini benar-benar seoramg Wapres terbaik dalam sejarah Indonesia seperti yang dikatakan oleh Ade Armando ataukah dia merupakan Wapres yang memboroskan anggaran negara untuk dirinya baik anggaran dan perlindungan dari aparat keamanan.

“Apakah ini Wapres yang akan kita pertahankan. Dan juga nanti jika selesai dia mendapat pensiunan yang sangat tinggi. Amit-amit. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa terhadap Presiden Prabowo sehingga tidak terbuka peluang Gibran menjadi Presiden. Kalau ini terjadi, benar-benar kiamat bagi bangsa ini,” demikian Ikrar Nusa Bakti.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News