Mentari pagi bersinar hangat di langit Kembangbahu, Selasa (21/10/2025). Udara panas menyelimuti halaman Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Al-Munawwaroh, tempat para santri berbaris rapi dengan wajah berseri. Lantunan shalawat menggema lembut, menandai dimulainya peringatan Hari Santri Nasional yang tahun ini dirayakan dengan penuh kekhidmatan dan semangat kebangsaan.
Di antara gemuruh suara doa dan dzikir, hadir sejumlah tokoh penting yang turut memberikan warna dalam momentum ini. Anggota DPRD Lamongan Husen, S.Ag., M.Pd., Camat Kembangbahu yang baru menjabat Arif Bakhtiar, S.Sos., Kapolsek Kembangbahu Iptu Sono, S.H. beserta jajaran, Danramil 0812/05 Pelda Edi Santoso, serta Kepala Desa Kembangbahu Zahri Ismanu, hadir berdampingan dengan para tokoh agama dan masyarakat.
Bagi Gus Sugik, pengasuh YPP Al-Munawwaroh, peringatan Hari Santri bukan sekadar agenda tahunan, melainkan momentum spiritual untuk meneguhkan kembali jati diri santri sebagai penerus perjuangan para ulama.
“Santri harus tawadhu’, taslim, dan taat terhadap akhlakul karimah yang diajarkan para guru dan kiai. Mereka adalah penerus tongkat estafet Nabi Muhammad SAW, yang wajib dijadikan teladan,” tutur Gus Sugik dengan nada teduh namun penuh makna.
Dalam suasana penuh khidmat itu, Husen, S.Ag., M.Pd., anggota DPRD Lamongan, turut memberikan sambutan yang menegaskan keistimewaan peran santri di tengah masyarakat modern.
“Santri itu bukan sekadar siswa. Santri dibimbing secara moral dan spiritual oleh para kiai dan guru, agar perilaku dan akhlaknya sejalan dengan nilai-nilai Islam. Inilah yang membuat kata santri memiliki makna yang lebih luhur,” ujarnya.
Pernyataan itu disambut tepuk tangan meriah dari para santri dan undangan yang hadir. Bagi Husen, pesantren dan para santri adalah pilar penting dalam menjaga moralitas bangsa di tengah arus globalisasi dan derasnya pengaruh budaya luar.
Momentum Hari Santri kali ini juga menjadi ajang perkenalan bagi Camat Arif Bakhtiar, yang baru menjabat di Kecamatan Kembangbahu. Dalam sambutannya, ia mengajak para santri untuk tidak hanya bangga menjadi bagian dari pesantren, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
“Santri adalah generasi penerus anak bangsa yang harus ikut andil dan berkontribusi bagi kemajuan negeri. Jadilah generasi emas yang berakhlak mulia dan berwawasan luas seperti cita-cita luhur para pendahulu kita,” pesan Arif dengan penuh semangat.
Tak ketinggalan, Kapolsek Kembangbahu Iptu Sono, S.H., turut memberikan pesan penting terkait tantangan santri di era digital.
“Kami siap menjaga para santri dari pengaruh buruk teknologi modern dan budaya barat yang bisa merusak moral anak negeri. Santri adalah benteng akhlak, dan tugas kami ikut melindungi mereka,” tegasnya.
Senada, Danramil 0812/05 Pelda Edi Santoso menambahkan bahwa santri harus kuat secara jasmani maupun rohani.
“Santri itu pejuang moral bangsa. Mereka harus memiliki fisik yang tangguh dan jiwa yang bersih. Karena dari santri lah lahir pemimpin-pemimpin berakhlak yang meneladani Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Acara ditutup dengan untaian doa yang dipimpin para kiai dan diikuti seluruh peserta. Suasana haru menyelimuti halaman pesantren ketika ratusan santri menengadahkan tangan, memohon agar selalu diberi kekuatan meneladani akhlak Nabi.
Selepas doa, kegiatan dilanjutkan dengan ramah-tamah, pembagian cendera mata dan doorprize kepada para santri berprestasi. Senyum merekah di wajah-wajah muda yang kelak diharapkan menjadi pemimpin masa depan bangsa.
Hari itu, di bawah sinar mentari Kembangbahu, santri bukan sekadar simbol masa lalu. Mereka adalah cahaya peradaban, penerus para ulama, dan penjaga moral bangsa yang tak lekang oleh waktu.
“Menjadi santri bukan sekadar belajar di pesantren, tapi menanamkan nilai kehidupan: rendah hati, berakhlak, dan siap berjuang untuk negeri,” tutur salah satu guru, menutup perayaan dengan kalimat yang menggema dalam hati setiap hadirin. Penulis: Hadi Hoy