Aktivis anti-korupsi Jalih Pitoeng menegaskan bahwa dukungan terhadap dirinya merupakan bentuk kesadaran moral yang tinggi dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Bang Akbar itu sahabat juang kami,” ujar Jalih Pitoeng saat dihubungi awak media, Jumat (10/10/2025).
Ia mengungkapkan, dirinya dan rekan-rekannya pernah menjadi target pada 2019 karena sikap keras mereka menolak dugaan kecurangan pemilu saat itu. “Kami akhirnya ditangkap pada 10 Oktober 2019 dengan tuduhan akan mengerahkan massa ke DPR MPR untuk menggagalkan pelantikan presiden Joko Widodo,” katanya menandaskan.
Seperti halnya dalam orasinya pada Aksi GELADIATOR di KPK, 2 Oktober lalu, Jalih Pitoeng kembali mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk membangun kesadaran kolektif secara nasional bahwa korupsi adalah musuh negara dan musuh bersama.
“Dengan dukungan yang dilakukan Gerakan Rakyat Lawan Korupsi (GERLAK), kita berharap agar semakin tumbuh kesadaran bagi seluruh rakyat untuk melawan korupsi,” tegasnya.
Menurut Jalih, pemberantasan korupsi tidak boleh hanya menjadi slogan, tetapi harus menjadi gerakan moral dan sosial yang melibatkan semua elemen bangsa. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menegakkan integritas dan transparansi di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara.