Insiden kecelakaan kerja kembali terjadi di Pabrik Gula PT Kebun Tebu Mas (KTM) Ngimbang, Lamongan. Seorang pekerja bernama Kunarto (41), warga Griya Bhayangkara Permai, Sidoarjo, meregang nyawa setelah tersiram cairan panas bersuhu 100 derajat Celcius dan terjatuh dari ketinggian 12 meter saat melakukan perbaikan darurat.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu malam (28/9/2025) hingga Senin dini hari (29/9/2025). Saat itu, terjadi penyumbatan pada Flash Tank produksi gula. Korban yang juga pimpinan kerja memerintahkan timnya untuk segera memperbaiki agar penggilingan tidak berhenti. Namun, instruksi untuk memblender pipa outlet justru berujung maut.
Saksi mata, Darmaji, mengungkapkan cairan panas tiba-tiba menyembur deras mengenai tubuh korban yang tengah berada di atas platform setinggi 12 meter. Seketika, korban terpental jatuh, tubuhnya terbakar cairan lime juice, dan ditemukan sudah tidak bernyawa.
“Lokasi langsung gelap, penuh asap panas seperti air bah. Kami baru bisa menemukan korban setelah 30 menit, sudah terlentang di lantai bawah dengan tubuh penuh luka bakar,” ujar Darmaji.
Korban sempat dievakuasi ke RSUD Ngimbang, namun nyawanya tak tertolong.
Tragisnya, pihak manajemen Pabrik Gula PT KTM Ngimbang terkesan bungkam. Direktur PT KTM, Adi Prasongko, tak kunjung memberikan keterangan meski dihubungi wartawan melalui telepon dan WhatsApp. Nomor teleponnya aktif, bahkan nada dering masuk, namun tanpa jawaban.
Pengawasan Ketenagakerjaan Disnaker Jawa Timur, Nurainiyah Silvia Indriani, menegaskan pihaknya sudah menerima laporan dan akan melakukan pemeriksaan mendalam terkait dugaan pelanggaran K3.
“Sudah ada laporan ke kami. Pekerja memang terdaftar BPJS Ketenagakerjaan, dan perusahaan sudah kami minta menghitung serta membayarkan pesangon kepada ahli warisnya. Tapi soal dugaan pelanggaran keselamatan kerja, akan kami dalami lebih lanjut,” tegas Silvi, Kamis (2/10/2025).
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda M. Hamzaid, membenarkan kasus tersebut kini dalam penyelidikan Satreskrim.
Kecelakaan maut ini semakin menambah daftar panjang kontroversi Pabrik Gula KTM Ngimbang. Sebelumnya, pabrik ini sudah menuai kritik pedas dari warga sekitar karena pencemaran udara dan bau limbah. Bahkan DPRD Lamongan sempat melayangkan warning keras: bila masalah lingkungan tidak diatasi, pabrik akan ditutup.
Kini, setelah nyawa pekerja melayang, publik menanti tanggung jawab penuh dari manajemen PT KTM. Apakah mereka kembali bungkam, atau berani transparan menghadapi hukum dan tuntutan moral masyarakat? pewarta: Hadi Hoy