Strategi Jitu Digital Fundraising: Dari Tantangan Iklan hingga Pentingnya Konten yang Relevan

Mengandalkan iklan berbayar saja tidak cukup untuk menggerakkan donasi digital. Pesan inilah yang mengemuka dalam Expert Talk “Double-Up Digital Marketing Non Profit: Iklan Efektif dan Akuisisi Database Donatur” yang digelar Akademizi, Rabu (24/9/2025). Digital Marketing Expert sekaligus Direktur Delf.id, Dea Sunarwan, menegaskan bahwa efektivitas penggalangan dana digital (digital fundraising) ditentukan oleh banyak faktor, mulai dari strategi konten hingga riset perilaku audiens.

Dea memaparkan sejumlah kendala yang kerap dialami lembaga filantropi ketika menjalankan iklan digital:

1. Iklan jalan, database stagnan.

Traffic iklan mungkin tinggi, tetapi jumlah lead atau data donatur tak bertambah. Penyebabnya beragam, seperti landing page yang kurang menarik atau lambat, tawaran donasi yang tidak jelas, target audiens yang keliru, hingga mekanisme follow-up yang tidak berjalan. Bahkan, pelacakan konversi yang rusak juga bisa membuat data sebenarnya tidak tercatat.

Baca juga:  Bedah Buku Putih Lembaga Zakat

2. Budget habis hanya untuk boost post.

Banyak lembaga tergoda menekan tombol “boost” di media sosial karena terlihat praktis dan murah. “Engagement memang naik, tapi konversi minim karena tujuan iklan tidak diatur dengan jelas,” kata Dea. Akibatnya, anggaran habis untuk mendapatkan likes dan impresi tanpa nilai nyata seperti donasi atau pendaftaran.

3. Sibuk teknis, lupa mengembangkan konten.

Tim sering terjebak pada urusan teknis, mulai dari menyiapkan kampanye, mengatur piksel, hingga optimasi iklan, sehingga melupakan pembuatan konten berkualitas yang justru menjadi kunci menarik minat donatur.

Dea mengingatkan bahwa impresi atau jumlah paparan iklan tidak bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan. “Orang bisa melihat iklan sekali atau beberapa kali, tapi yang penting adalah misi dan relevansi kontennya. Meta AI memang membantu, tetapi kalau kontennya tidak relate, hasilnya tetap minim,” ujarnya.

Baca juga:  Mari Bersiap Memasuki Bulan Ramadan Lebih Optimal

Ia menekankan pentingnya riset perilaku audiens sebelum menentukan intensitas dan penempatan iklan. “Jangan hanya fokus pada iklan. Pastikan tujuan akhirnya jelas: apakah ingin brand awareness, pendaftaran, atau donasi,” tambahnya.

Dari paparan ini, lembaga filantropi dapat menarik kesimpulan penting: keberhasilan digital fundraising menuntut perpaduan antara strategi kreatif, riset mendalam, dan konten yang tepat sasaran. Bukan sekadar menekan tombol boost post, melainkan membangun hubungan bermakna dengan calon donatur melalui konten yang relevan dan bernilai.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News