Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bogor, Ustaz Maizar Madsury, menegaskan pentingnya peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai kekuatan vital dalam mendorong transformasi sosial dan pembangunan bangsa. Pesan ini ia sampaikan saat membuka kegiatan Darul Arqom Madya (DAM) dan Pelatihan Instruktur Dasar (IMM) di Aula Perpustakaan Kota Bogor, Rabu (17/9/2025).
Dalam sambutannya, Ustaz Maizar menggambarkan mahasiswa sebagai “elat vital” gerakan perubahan. Menurutnya, sejarah Indonesia mencatat bahwa setiap kemajuan sosial dan kebangkitan politik tidak lepas dari kontribusi mahasiswa. Mereka menjadi inisiator ide-ide segar, kolaborator lintas sektor, sekaligus eksekutor nyata dalam mewujudkan program-program kebaikan yang menyentuh masyarakat luas.
Ia menekankan keseimbangan antara intelektualisme dan aktivisme. IMM diharapkan tak hanya piawai dalam bidang akademik, tetapi juga terjun langsung dalam aksi sosial yang bermanfaat. “Intelektualisme tanpa aktivisme hanya akan menghasilkan menara gading, sementara aktivisme tanpa basis intelektual akan kehilangan arah,” demikian intisari pandangan yang ia sampaikan.
Lebih jauh, Ustaz Maizar menilai mahasiswa memiliki posisi strategis sebagai penghubung antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Mereka diharapkan mampu membuka koridor akses terhadap program-program pemerintah, baik pusat maupun daerah, melalui kerja sama dan pendampingan yang terstruktur.
Dalam konteks ini, IMM disebut sebagai contoh konkret organisasi yang mampu menghadirkan kolaborasi nyata. Pelatihan instruktur dan DAM bukan sekadar forum internal, tetapi momentum untuk menguatkan kapasitas kader agar siap terlibat dalam program strategis yang mendukung kesejahteraan masyarakat, seperti ketahanan pangan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Ustaz Maizar menyoroti ketahanan pangan sebagai salah satu tantangan besar bangsa yang perlu perhatian serius dari kalangan muda. Ia mendorong mahasiswa untuk melakukan pendampingan, riset, serta aksi lapangan dalam pengembangan pertanian berkelanjutan, pengolahan hasil panen, hingga edukasi gizi masyarakat.
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam isu pangan bukan hanya membantu pemerintah mencapai target kedaulatan pangan, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran kepemimpinan sosial. “Mahasiswa yang peka pada persoalan mendasar seperti pangan, kesehatan, dan lingkungan akan melahirkan generasi pemimpin yang peduli,” ujar Maizar dalam pemaparannya.
Dengan semangat kebersamaan, Ustaz Maizar mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan pelatihan ini sebagai wadah memperkaya gagasan dan menajamkan strategi perubahan sosial. Ia menutup sambutannya dengan keyakinan bahwa IMM Bogor dan seluruh peserta nasional akan menjadi motor penggerak kemajuan bangsa melalui sinergi intelektual, spiritual, dan aksi nyata di tengah masyarakat.