Baruna Boat Tim Dayung Desa Blawi Lamongan: Mengayuh Asa dari Sungai Desa Menuju Panggung Jawa Timur

Suara percikan air berpadu ritmis dengan teriakan komando pelatih Nuhan, memecah kesunyian Sungai Blawi, Sabtu (13/09/2025) sore. Di tepian, puluhan warga Dusun Pupus, Desa Blawi, Kecamatan Karangbinangun, berjejer rapi. Ada yang berdiri sambil membawa termos teh hangat, ada pula anak-anak yang bersorak setiap kali perahu panjang berwarna biru tua itu melintas. Inilah suasana latihan intensif Baruna Boat—tim dayung kebanggaan desa yang tengah mempersiapkan diri menghadapi Lomba Dayung Antar Desa Festival Tejosari 2025 di Kecamatan Laren, Minggu (14/09/2025).

Blawi dikenal sebagai desa yang dikelilingi hamparan sawah dan sungai yang tenang. Sungai utama desa bukan hanya sumber irigasi, tapi juga bagian dari memori kolektif warganya. Dahulu, anak-anak desa menghabiskan sore dengan berenang atau mendayung rakit bambu. Kini, tradisi itu menemukan bentuk baru: olahraga dayung.

“Air dan perahu sudah jadi bagian hidup kami,” tutur Nuhan, pelatih sekaligus motor penggerak tim, sambil menyeka keringat. “Latihan ini bukan sekadar fisik. Kami melatih kekompakan, ketahanan, dan rasa percaya satu sama lain. Dayung itu soal irama, kalau satu saja tidak sinkron, perahu bisa oleng.”

Bagi Nuhan, setiap kayuhan mendayung adalah perpaduan teknik dan jiwa. Ia menekankan pentingnya stamina, koordinasi, dan mental baja. Targetnya jelas: juara. “Kami ingin menampilkan performa terbaik. Target kami membawa pulang gelar untuk Desa Blawi,” ujarnya penuh semangat.

Baca juga:  Jelang Kedatangan Pemain, Mess Persela Lamongan Mulai Direnovasi

Meski baru pertama kali mengikuti Festival Dayung Tejosari, Baruna Boat bukan tim kemarin sore. Pada Agustus 2025, mereka menorehkan prestasi manis dengan meraih juara 3 di lomba dayung Kecamatan Manyar, Gresik. Catatan itu menjadi sumber kepercayaan diri menghadapi kompetisi yang lebih besar.

“Alhamdulillah, pengalaman di Manyar menambah keyakinan kami,” kata Nuhan. “Di Tejosari nanti, kami akan berikan yang terbaik.”

Pengalaman tersebut tak hanya memperkuat teknik, tapi juga ikatan emosional antaranggota. Setiap kali mereka mendayung, terpatri rasa bangga membawa nama desa.

Tak bisa dimungkiri, semangat Baruna Boat juga lahir dari dukungan luar biasa warga Dusun Pupus. Setiap sesi latihan selalu ramai penonton. Warga tak sekadar menonton, tetapi juga menyiapkan logistik: minuman hangat, kudapan, hingga doa bersama sebelum latihan.

“Dukungan masyarakat itu vitamin bagi kami,” ungkap Navi, manajer tim yang sibuk mengatur jadwal latihan dan logistik. “Latihan yang rutin dan semangat juang tinggi membuat kami optimistis bisa bersaing dan mengharumkan nama Dusun Pupus.”

Dukungan warga menjadi magnet tersendiri. Bagi anak-anak, Baruna Boat adalah inspirasi baru. Mereka berlari-lari di tepi sungai, meniru gerakan mendayung sambil berteriak layaknya atlet sungguhan. “Kami senang lihat mas-mas latihan. Besok kalau besar, saya mau ikut tim dayung,” ujar Farel, bocah kelas tiga SD, matanya berbinar.

Baca juga:  Harga Sembako di Lamongan Meroket

Festival Dayung Tejosari sendiri bukan hanya ajang adu kecepatan perahu. Ini adalah pesta budaya yang mengikat kebersamaan antar-desa di Lamongan dan sekitarnya. Iringan musik tradisional, bazar kuliner, dan tarian rakyat akan mewarnai gelaran yang menjadi kebanggaan Jawa Timur itu.

Bagi Baruna Boat, festival ini adalah panggung pembuktian sekaligus simbol persaudaraan. “Kami tak sekadar mengejar piala,” tegas Nuhan. “Kami ingin meneguhkan bahwa desa kecil seperti Blawi bisa bersuara lantang di ajang besar.”

Sore itu, matahari condong ke barat, memantulkan cahaya keemasan di permukaan sungai. Perahu Baruna Boat melaju, irama dayungan teratur, seakan menulis mimpi di atas air. Warga bersorak, menandai akhir latihan.

Apapun hasil lomba esok hari, Baruna Boat sudah menjadi kebanggaan Desa Blawi. Mereka bukan hanya tim dayung, tetapi simbol kerja sama, disiplin, dan cinta pada kampung halaman. Dari sungai kecil di Karangbinangun, semangat mereka mengalir deras, membawa harapan besar: mengayuh asa, menggapai juara, dan mengharumkan nama desa di Jawa Timur. Pewarta: Hadi Hoy

Simak berita dan artikel lainnya di Google News