Perangkat Desa Kemantren Lamongan Tuai Apresiasi, Mediasi Aspirasi Nelayan Berjalan Kondusif

Pemerintah Desa Kemantren, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, mendapat apresiasi dari warga atas perannya dalam menyelesaikan aspirasi 120 warga Rukun Nelayan Kemantren terkait persoalan kepemimpinan Ketua Rukun Nelayan, Mihtakhul Rohim.

Mediasi yang digelar di Balai Desa Kemantren pada Rabu (3/9/2025) berlangsung tertib dan kondusif. Hadir dalam forum tersebut Kepala Desa Suaji, Sekretaris Desa Hadi, perwakilan BPD, LPM, Babinsa, serta Bhabinkamtibmas Desa Kemantren.

Hasil musyawarah ini menunjukkan sikap bijaksana perangkat desa yang tetap netral namun responsif terhadap keluhan masyarakat. Sebagai langkah konkret, dibentuk panitia kepengurusan pemilihan Ketua Rukun Nelayan Kemantren yang baru, demi terciptanya transparansi dan kejelasan bagi seluruh anggota.

Baca juga:  Aksi Sopir Lumpuhkan Jalur Sukodadi-Gresik, Tuntut Hentikan ODOL dan Revisi UU LLAJ

Kepala Desa Kemantren, Suaji, menegaskan pihaknya sudah berulang kali berusaha mempertemukan Ketua Rukun Nelayan dengan warga, namun yang bersangkutan selalu tidak hadir.
“Ini sudah kelima kalinya mediasi dilakukan. Pemerintah Desa hadir bukan untuk memihak, melainkan mencari solusi terbaik agar situasi tetap kondusif dan aspirasi masyarakat bisa tersalurkan,” ujarnya.

Sekretaris Desa Hadi menambahkan, perangkat desa selalu membuka ruang dialog demi menjaga keharmonisan masyarakat.

“Kami berdiri di posisi netral, namun tetap maksimal dalam membantu warga. Bahkan hingga kini, laporan pertanggungjawaban dari Ketua Rukun Nelayan juga belum pernah diterima desa. Karena itu, mediasi ini menjadi langkah tepat untuk menjaga kepercayaan warga,” ungkapnya.

Baca juga:  1.000 Bibit Disebar di Desa Lopang Lamongan dalam Penyuluhan Pertanian Bersama TNI, Unisla, dan Dinas Kehutanan

Perwakilan warga, Suparto, menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah desa yang telah memfasilitasi aspirasi masyarakat. Ia berharap proses pemilihan ketua baru dapat segera terlaksana dan permasalahan dana kompensasi bisa diselesaikan secara transparan.

Melalui sikap bijaksana, netral, dan terbuka, perangkat Desa Kemantren berhasil menjaga suasana tetap kondusif serta menghadirkan solusi yang berpihak pada kepentingan bersama. Keberhasilan ini sekaligus menjadi contoh desa yang responsif dan peduli terhadap aspirasi warganya. Pewarta: Hadi Hoy

Simak berita dan artikel lainnya di Google News