Suasana hangat mewarnai halaman Gedung DPR/MPR RI pada Senin malam (1/9/2025) ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menggelar makan malam bersama ratusan personel pengamanan gabungan TNI–Polri. Kegiatan ini dihadiri sekitar 320 personel, terdiri atas 100 anggota TNI, 200 anggota Polri, dan 20 unsur pimpinan.
Acara tersebut bukan sekadar jamuan santai, melainkan juga bentuk penghargaan dan penguatan moril bagi aparat yang sejak beberapa hari terakhir berjaga mengamankan kompleks parlemen di tengah maraknya aksi demonstrasi.
Dalam sambutannya, Kapolri menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara mengawal kebebasan berpendapat masyarakat dan menindak tegas aksi anarkis. Aparat diminta untuk tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan menjalankan standar operasional prosedur (SOP) dengan disiplin.
“Bedakan demonstran yang menyuarakan aspirasi secara damai dengan pihak-pihak yang berniat membuat kerusuhan. Aparat harus hadir sebagai pelindung masyarakat, bukan menambah ketegangan,” tegas Kapolri.
Menanggapi kegiatan tersebut, Ketua Umum PPJNA 98, Anto Kusumayuda, menyatakan apresiasi. Menurutnya, makan malam bersama ini merupakan upaya menghargai kerja keras aparat yang bertugas menjaga keamanan.
“PPJNA 98 menilai ini langkah tepat. Aparat butuh perhatian, mereka manusia biasa yang juga berkorban waktu dan tenaga. Namun kami juga menegaskan bahwa demonstrasi harus tetap dilakukan secara damai, tidak boleh terjebak provokasi,” ungkap Anto, Selasa (2/9/2025).
PPJNA 98 sebelumnya telah mengimbau seluruh elemen bangsa untuk menolak adu domba, tidak membiarkan agenda tersembunyi merusak persatuan, dan tetap mengedepankan jalur dialog.
Sejak akhir Agustus, gelombang aksi massa meningkat di Jakarta dan beberapa kota besar. Kompleks DPR/MPR sebagai objek vital nasional menjadi salah satu titik krusial penjagaan. Aparat gabungan TNI–Polri disiagakan penuh untuk memastikan tidak ada tindakan yang mengancam keselamatan maupun merusak fasilitas negara.
Dengan kegiatan ini, Kapolri bersama pimpinan DPR menunjukkan bahwa pendekatan humanis dan penghargaan terhadap aparat dapat berjalan beriringan dengan penegakan hukum.
-Bagi aparat: tetap profesional, patuhi SOP, dan bertindak tegas terhadap perusuh.
-Bagi demonstran: jaga ketertiban, hindari provokasi, dan sampaikan aspirasi dengan damai.
-Bagi publik: percayai proses dialog dan cegah disinformasi yang berpotensi memperkeruh situasi.