Santri Tak Kasat Mata dan Doa Mujahadah: Kisah Mbah Kalil dari Gresik yang Sembuh Dipercepat

Suasana haru dan keheningan menyelimuti Ruang Pamenang RSUD Gambiran Kota Kediri Kediri pada Rabu pagi, saat Romo Kyai H. Abdul Hamid Madjid—Putra Mbah KH Abdul Madjid Ma’roef Muallif Sholawat Wahidiyah QS wa RA sekaligus Penerus Perjuangan Wahidiyah dan Pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo Miladiyyah—datang menjenguk salah seorang Jama’ah Wahidiyah ‘Miladiyyah’ asal Gresik yang tengah dirawat intensif akibat serangan stroke ringan.

Pasien tersebut, Mbah Kalil (81), merupakan jama’ah sepuh yang datang ke Pondok Pesantren Kedunglo Miladiyyah bersama keluarganya pada Sabtu malam, 12 Juli 2025. Niatnya sederhana: menghadiri Mujahadah Kubro di Kedunglo Miladiyyah, agenda tahunan yang menjadi denyut spiritual utama para Pengamal Sholawat Wahidiyah.

Namun takdir berkata lain. Usai menyantap sarapan di dapur umum pondok pada Minggu pagi, Kalil tiba-tiba merasa tubuhnya lemas dan mulutnya miring. Mbah Minto sebagai Panitia Penyelenggara Seksi Kesehatan segera melarikan beliau ke RSUD Gambiran Kota Kediri. Setelah observasi di IGD, dokter mendiagnosis Mbah Kalil menderita stroke ringan. Ia lalu ditempatkan di ruang Pamenang untuk perawatan intensif.

Pada Rabu pagi pukul 09.30 WIB, rombongan keluarga besar pondok pesantren datang menjenguk. Romo Kyai Abdul Hamid Madjid didampingi istri beliau, Ibu Nyai Indah Maharo dan putra beliau, Gus Muhammad Hammad, tiba di RSUD Gambiran Kota Kediri dan disambut langsung oleh Wakil Direktur RSUD, Alfan Sugiyanto, S.KM., M.Kes., beserta staf dan jajarannya. Penyambutan berjalan secara protokoler dan penuh hormat kemulyaan.

Kunjungan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan juga membawa keberkahan spiritual. Di sisi ranjang Mbah Kalil, Beliau Romo Kyai H. Abdul Hamid Madjid memimpin mujahadah singkat bersama keluarga dan staf medis yang hadir. Suasana menjadi syahdu, doa-doa mengalir penuh harap agar Mbah Kalil diberi kesembuhan dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga dan komunitas Wahidiyah.

Kisah Aneh: “Santri-­Santri” Menjelang Subuh

Namun sebelum kerawuhan Romo Kyai H. Abdul Hamid Madjid, ada peristiwa tak biasa yang sempat membuat petugas medis kebingungan. Menurut kesaksian suster jaga malam itu, menjelang subuh hari Rabu, ruang perawatan Mbah Kalil mendadak dipenuhi oleh “rombongan santri” yang datang menjenguk. Para suster sempat kewalahan mengatur alur kunjungan.

“Ratusan anak muda bersarung dan bersorban datang bergantian. Kami pikir dari pondok terdekat,” ujar salah satu suster yang enggan disebutkan namanya. Namun saat dikonfirmasi kepada keluarga Mbah Kalil, mereka mengaku tak pernah memberitahu siapa pun terkait kondisi Mbah Kalil. “Kami di sini hanya bertiga, saya, bapak, dan ibu,” ucap salah satu anak Mbah Kalil.

Cerita ini menjadi perbincangan hangat di kalangan perawat. Beberapa menilai ini sebagai “ziyadah ruhaniyah” alias kunjungan spiritual dari para santri yang telah wafat atau dari alam tak kasat mata. Dalam tradisi Wahidiyah, peristiwa-peristiwa spiritual semacam ini bukanlah hal yang asing, melainkan bagian dari keberkahan mujahadah dan buah cinta kehadirat Allah SWT, keharibaan Beliau Rosululloh SAW dan Beliau Mbah Kyai H. Abdul Madjid Ma’roef Mualif Sholawat Wahidiyah QS wa RA.

Romo Kyai H. Abdul Hamid Madjid menyampaikan pesan kepada keluarga Mbah Kalil dan pihak rumah sakit, agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi ujian ini. “Kami semua mendoakan agar Mbah Kalil segera sehat, sembuh, dan dapat melanjutkan pengabdiannya kepada Allah SWT melalui pengamalan Sholawat Wahidiyah,” ucap beliau dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.

Pihak RSUD Gambiran Kota Kediri sendiri bersyukur dan mengapresiasi kunjungan kerawuhan dari Beliau Romo Kyai H. Abdul Hamid Madjid dan menyatakan komitmennya untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada pasien, termasuk mereka yang datang dari luar kota dalam rangka kegiatan keagamaan.

Dengan peran kontribusi Mbah Sukadi sebagai sesama Jama’ah Wahidiyah ‘Miladiyyah’ yang berdomisili di Kota Kediri yang telah dengan penuh kasih sayang menjenguk dan mujahadahi Mbah Kalil pada malam hari Selasa 15 Juli 2025 dengan didampingi Ketua Relawan Kesehatan Indonesia Jawa Timur, Bagus Romadon, dan doa-doa dari orang-orang yang mencintainya serta perawatan medis yang baik, kondisi Mbah Kalil kini mulai menunjukkan tanda-tanda membaik. Ia sudah bisa merespons dan menggerakkan sebagian tubuhnya. Pewarta: Hadi Hoy

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News