Datang di May Day, PPJNA 98: Bukti Keberpihakan Presiden Prabowo pada Perjuangan Buruh

Presiden Prabowo Subianto menjadi sorotan dalam peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) tahun ini. Dalam sebuah langkah yang penuh simbolik sekaligus strategis, Prabowo akan hadir langsung di tengah-tengah ribuan buruh. Kehadirannya bukan sekadar seremonial, melainkan dinilai sebagai bentuk nyata keberpihakan pada perjuangan kaum pekerja.

Salah satu yang menyampaikan penilaian itu adalah Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda. Menurutnya, kehadiran kepala negara dalam momentum tersebut bukan hanya memperlihatkan gestur politik, tetapi juga sinyal bahwa negara tidak lagi abai terhadap aspirasi buruh.

“Presiden Prabowo menunjukkan bahwa pemimpin bangsa hadir bersama rakyat pekerja. Ini bukan pencitraan, tapi bentuk nyata keberpihakan terhadap perjuangan buruh yang selama ini termarginalkan,” ujar Anto dalam keterangannya kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (30/4/2025).

May Day di Indonesia kerap dipenuhi dengan demonstrasi, spanduk, dan suara-suara lantang dari para pekerja yang menuntut keadilan upah, jaminan sosial, hingga perbaikan kondisi kerja. Di tengah dinamika itu, kehadiran Presiden bisa dilihat sebagai langkah yang jarang terjadi di era sebelumnya. Sebagian besar pemimpin memilih untuk merespons melalui pernyataan pers atau perwakilan pejabat lainnya.

Baca juga:  Selamatkan PT Sritex, PPJNA 98: Prabowo Melindungi Industri Lokal dan Tenaga Kerja

Namun Prabowo, dengan gaya khasnya yang tegas dan langsung, turun ke lapangan dan menyapa para buruh.

Keputusan Prabowo ini memunculkan resonansi politik yang kuat. Di satu sisi, ia mengirim pesan kepada basis massa nasionalis bahwa pemerintah tidak memihak hanya pada korporasi atau pengusaha besar. Di sisi lain, buruh—yang selama ini merasa terpinggirkan dalam kebijakan negara—diberikan ruang untuk percaya bahwa suara mereka kini diperhatikan.

Anto menekankan bahwa sejak era Reformasi, buruh menjadi salah satu kekuatan sipil yang paling aktif memperjuangkan demokrasi substantif. Namun setelah itu, banyak kebijakan negara justru berjalan tidak sejalan dengan kepentingan pekerja.

“Langkah Prabowo ini menandai babak baru. Bukan hanya soal upah minimum, tetapi bagaimana buruh dilibatkan dalam transformasi ekonomi nasional yang berkeadilan,” ujar Anto.

Baca juga:  Aktivis 98: Dunia Internasional sudah Akui Kemenangan Prabowo Gibran, Sudahi Perdebatan Hasil Pilpres

PPJNA 98 sebagai organisasi yang lahir dari semangat Reformasi 1998, melihat bahwa perjuangan kelas pekerja merupakan bagian dari agenda pembebasan struktural yang diperjuangkan sejak awal. Mereka memandang, keberpihakan Prabowo terhadap buruh adalah kelanjutan dari nilai-nilai keadilan sosial yang diperjuangkan sejak masa transisi demokrasi.

Anto Kusumayuda menyebut bahwa PPJNA akan terus mengawal janji-janji tersebut agar tidak menjadi sekadar simbol politik.

“Kami akan terus mendorong agar keberpihakan itu diwujudkan dalam kebijakan anggaran, perlindungan hukum, dan partisipasi aktif buruh dalam perencanaan pembangunan,” tegasnya.

May Day 2025 bisa jadi menjadi momen penting dalam pemerintahan Prabowo Subianto. Bagi PPJNA 98 dan kalangan buruh, ini adalah kesempatan untuk membuka lembaran baru hubungan negara dan pekerja.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News