Joko Widodo (Jokowi) melakukan adu domba Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dengan memunculkan kebencian kader PDIP terhadap mantan Danjen Kopassus. Kebencian ini akan berujung demonstrasi massif seluruh Indonesia meminta Prabowo turun dari jabatannya sehingga Gibran naik menjadi Presiden.
“Jokowi juga menunjukan kelihaian dan kelicikannya, dengan menjadikan kader strategis PDIP Hasto Kristiyanto menjadi pesakitan KPK. Tujuannya tak lain membangun permusuhan dan kebencian PDIP terhadap kepemimpinan Prabowo sebagai presiden dan kepala pemerintahan yang bertanggungjawab terhadap proses hukum Sekjend PDIP,” kata Eks Presidium GMNI Yusuf Blegur kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (22/2/2025).
Bagi Jokowi ini keberhasilan seperti sedang melakukan “sekali tepuk dua nyamuk jatuh”. Jokowi tampaknya berusaha keras membuat “fait accompli” terhadap Prabowo dan Megawati.
“Dengan harapan saling serang dan menjatuhkan antara Prabowo dan Megawati. Ini ditenggarai sebagai skenario busuk Jokowi dalam memuluskan jalan Gibran Rakabuming Raka menjadi presiden pengganti Prabowo,” jelasnya.
Yusuf mempertanyakan sikap mahasiswa dan rakyat Indonesia munculnya berbagai demo di daerah bagian dari adu domba untuk mensukseskan Gibran menjadi presiden menggantikan Prabowo.
“Akankah rakyat termasuk di dalamnya Mahasiswa, Prabowo dan Megawati menginsyafi peristiwa yang demikian?. Mampukah semua entitas politik dan gerakan massa aksi menyadari sepenuhnya konstelasi dan konfigurasi politik tensi tinggi ini?. Mungkinkah Jokowi tetap berjaya memuaskan ambisi dan nafsu berkuasanya?. Atau sebaliknya, politik adu Domba Jokowi,” papar Yusuf. terhadap Prabowo dan Megawati menimbulkan serangan paling mematikan kepada Jokowi.