Ganti Operator Pada Proyek PIK 2

Oleh: Ketua Riset LBH-AP Muhammadiyah Gufroni

Mabes Polri menyatakan bahwa Aguan dan Agung Sedayu Group tidak terlibat dalam pemagaran laut, dengan dalih 44 saksi tidak menyebut dua nama itu dalam pemeriksaan. Apa yang beredar di sosial media tidak menjadi patokan tapi berdasarkan proses penyidikan.

Tiba-tiba saja, Kejaksaan Agung mundur dari penyelidikan pagar laut. Alasannya, Polri telah lebih dulu melakukan penyelidikan sehingga ketika ada lembaga APH yang lebih dulu menangani, maka lembaga lain tidak boleh ikut menanganinya karena sudah ada MOU katanya. Sebelumnya ruangan Humas di kantor Kementerian ATR/BPN terbakar (baca: diduga dibakar). KPK belum terdengar apa yang sudah dilakukan pasca kami menyampaikan dugaan suap pada proyek PSN PIK 2.

Kemarin, saya dengar 193 sertifikat di atas laut diserahkan secara sukarela ke BPN untuk minta dibatalkan. Tidak dijelaskan dari pihak mana yang menyerahkan sertifikat itu. Agak mencurigakan ditengah proses penyidikan yang tangani di Mabes Polri.

Dari sekian kejanggalan ini, bolehkah saya mengatakan bahwa kasus pagar laut ini hanya sekedar GANTI OPERATOR saja? Pemain lama diganti pemain baru. Orang-orang yang terlibat dalam proyek PIK 2 baik itu pihak ketiga, orang2 di lembaga negara, individu-individu, para bandar dan lainnya akan digantikan oleh pemain baru.

Penetapan tersangka kemungkinan hanya sampai 4 orang saja dan tidak segera ditahan. Mandor Memet, Engcun alias Gozali dan Ali Hanafi Lijaya sekarang masih senyum-senyum. Tidak akan diperiksa Mabes Polri. Zaki mantan bupati meski sedang panik, tapi akan terselamatkan selama tidak muncul lagi di publik. Para kepala desa masih kordinasi dengan Ali Hanafi di ASG. Sudah menyiapkan strategi serangan balik dan mendata orang-orang yang masih menentang proyek PIK 2. Saya sudah didekati untuk tidak boleh bersuara soal pagar laut dan perampasan lahan.

Pada akhirnya proyek PIK 2 akan tetap jalan. Orang lama akan dibuang termasuk gank merah. Rakyat tetap jadi korban. Tanah2 akan dirampas mungkin agak lebih “manusiawi” tapi tetap dengan harga yang murah. Aguan sudah kadung mengeluarkan dana ratusan trilyun dan tidak boleh PIK 2 bernasib seperti Meikarta atau IKN. Masih bakar uang untuk mempertahankan saham PANI agar tidak semakin jatuh.

Pada akhirnya saya butuh refresh sejenak sambil menyiapkan peluru perlawanan yang lebih dahsyat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News