Oleh: Maizar Madsury, Ketua Muhammadiyah Kota Bogor, Pemerhati Dunia Islam
Kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia mendapat sambutan hangat dari Presiden Prabowo Subianto. Orang nomor satu di Indonesia itu menyambut langsung Erdogan di Bandara Halim Perdanakusumah, Selasa (11/2/2025).
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah dua tokoh penting yang memiliki pengaruh yang cukup besar di dunia Islam saat ini. Keduanya bukan hanya pemimpin negara dengan jumlah penduduk Muslim yang signifikan, tetapi juga memainkan peran penting dalam geopolitik dan dinamika sosial politik di kawasan masing-masing, serta dalam konteks global.
Prabowo Subianto, tokoh politik yang signifikan, memiliki visi yang cukup ambisius untuk Indonesia, terutama dalam konteks memperkuat posisi Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, Prabowo telah berusaha untuk memposisikan Indonesia sebagai kekuatan regional yang dapat berkontribusi dalam meredefinisi peran negara-negara Muslim di panggung dunia. Ia melihat pentingnya kerjasama antarnegara Muslim untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari isu terorisme, perubahan iklim, hingga ketegangan politik antara blok-blok besar.
Di sisi lain, Presiden Erdogan telah menerapkan kebijakan luar negeri yang tegas dan ambisius, berusaha untuk mengembalikan posisi Turki sebagai kekuatan utama dalam dunia Islam. Di bawah kepemimpinannya, Turki telah mengambil pendekatan lebih aktif dalam konflik di Suriah, peran di Palestina, dan juga dalam isu-isu yang melibatkan negara-negara Muslim lainnya. Erdogan sering kali digambarkan sebagai pemimpin yang berani dan vokal dalam membela kepentingan dunia Islam, serta berusaha untuk memberikan suara bagi mereka yang terpinggirkan.
Kedua pemimpin ini, meskipun berasal dari latar belakang dan konteks yang berbeda, memiliki kesamaan dalam hal komitmen mereka untuk memperjuangkan isu-isu yang relevan bagi umat Islam. Prabowo, dalam berbagai kesempatan, telah menyuarakan pentingnya solidaritas antarnegara Muslim dan menekankan peran strategis Indonesia dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Ia berusaha untuk menjadikan Indonesia sebagai jembatan antara negara-negara Muslim di Timur Tengah dan Asia Tenggara, dengan harapan dapat mendamaikan perbedaan dan menjalin kerjasama yang lebih erat.
Sementara itu, Erdogan dikenal dengan sikapnya yang berani dalam menentang kebijakan Barat yang dianggap merugikan negara-negara Muslim. Ia mengambil langkah-langkah yang mendukung Hamas di Palestina dan terlibat dalam konflik di Suriah, yang mendapat banyak perhatian internasional. Pendekatan ini, meskipun menuai kritik, telah memberikan Erdogan dukungan yang kuat dari kalangan pemuda Muslim dan aktivis yang melihatnya sebagai pahlawan yang berani melawan penindasan.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh Prabowo dan Erdogan tidaklah sedikit. Prabowo, meskipun memiliki dukungan politik yang kuat di dalam negeri, sering kali dihadapkan pada tantangan dalam menjaga kesatuan bangsa di tengah keragaman yang ada. Indonesia, dengan lebih dari seribu suku dan berbagai agama, memiliki tantangan tersendiri dalam menciptakan narasi yang inklusif bagi semua warganya. Di sini, penting bagi Prabowo untuk memastikan bahwa kebijakan luar negerinya tidak hanya berpihak pada kepentingan politik, tetapi juga mampu menciptakan kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sementara Erdogan harus menghadapi tantangan domestik yang signifikan, termasuk masalah ekonomi dan ketidakpuasan publik terhadap pemerintahannya. Meskipun popularitasnya tinggi di kalangan sebagian besar rakyat, ada kelompok yang merasa bahwa Erdogan terlalu berfokus pada ambisi politik luar negeri dan mengabaikan masalah-masalah internal yang mendesak. Dalam konteks ini, Erdogan perlu menyeimbangkan perhatian antara kebijakan luar negeri yang ambisius dan kebutuhan mendasar rakyatnya.
Di tingkat global, baik Prabowo maupun Erdogan dihadapkan pada geopolitik yang semakin rumit. Ketegangan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China menciptakan tantangan baru bagi negara-negara Muslim yang berusaha untuk menemukan jalan tengah. Dalam hal ini, baik Indonesia maupun Turki perlu memperkuat diplomasi dan kerjasama dengan negara-negara lain untuk menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan damai bagi umat Islam di seluruh dunia.
Kerja sama antara Prabowo dan Erdogan juga menjadi fokus penting dalam konteks ini. Keduanya perlu menjalin hubungan yang lebih erat untuk menciptakan sinergi dalam memperjuangkan kepentingan dunia Islam. Kerjasama ini bisa mencakup bidang ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan, yang pada gilirannya dapat memperkuat posisi kedua negara di mata dunia internasional. Di era globalisasi ini, kolaborasi antar negara Muslim sangat penting untuk menghadapi tantangan bersama dan menciptakan kekuatan yang lebih besar.
Terakhir, penting untuk menyadari bahwa peran pemimpin dalam dunia Islam tidak hanya terbatas pada kepentingan politik, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan bagi umat. Prabowo dan Erdogan, sebagai pemimpin kunci, memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa suara umat Muslim didengar dan dihormati di panggung dunia. Dalam konteks ini, mereka tidak hanya harus menjadi pemimpin bagi rakyat mereka, tetapi juga menjadi pelopor dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan kerukunan di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, meskipun ada tantangan yang signifikan yang dihadapi oleh Prabowo dan Erdogan, keduanya memiliki potensi untuk membawa perubahan positif bagi dunia Islam. Dengan visi yang jelas dan komitmen untuk bekerja sama, mereka dapat menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi umat Islam di seluruh dunia dan memperkuat posisi negara-negara Muslim di arena internasional. Dengan demikian, peran mereka tidak hanya terbatas pada kepemimpinan politik, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat berdampak luas bagi kemajuan umat Islam global.