Pertahankan PIK 2, Kajian Politik Merah Putih: Aguan akan Benturkan Sesama Rakyat Banten

Bos Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan akan membenturkan sesame rakyat Banten untuk mempertahankan proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Kemunculan Ulama Nusantara yang mendukung PIK bagian dari adu domba.

“Aguan tampaknya menggunakan strategi yang cukup kontroversial, yaitu membenturkan sesama rakyat Banten untuk mempertahankan proyeknya,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (12/2/2025).

Aguan dan pihak pengembang diduga secara aktif membangun jaringan dukungan di dalam masyarakat dengan cara memberikan kompensasi kepada kelompok tertentu. Sejumlah tokoh lokal, termasuk pemuka adat dan pemimpin komunitas, diduga diberikan insentif ekonomi dan peluang bisnis agar mendukung proyek PIK 2. Dengan demikian, tercipta kesan bahwa ada dukungan kuat dari masyarakat Banten sendiri.

“Salah satu narasi yang sering muncul adalah bahwa proyek PIK 2 membawa modernisasi dan kesejahteraan bagi masyarakat lokal. Pihak pengembang mengarahkan opini bahwa kelompok yang menolak proyek ini adalah pihak yang anti-kemajuan dan tidak memahami potensi ekonomi yang bisa dihasilkan dari investasi besar tersebut,” tegasnya.

Dengan cara ini, kata Sutuyo, masyarakat Banten yang sebelumnya satu suara dalam mempertahankan hak-haknya menjadi terpecah antara mereka yang menolak dengan alasan lingkungan dan hak hidup, serta mereka yang menerima karena melihat potensi keuntungan ekonomi jangka pendek.

Dalam berbagai kasus penggusuran dan konflik lahan, keterlibatan aparat dan pemerintah daerah sering kali menjadi faktor yang memperkeruh situasi. Aguan memiliki hubungan yang erat dengan sejumlah elite politik di tingkat nasional maupun daerah, yang memungkinkan adanya pengamanan terhadap proyek ini. Kehadiran aparat dalam mengawal proyek ini juga sering kali justru berujung pada konflik antara masyarakat yang menolak dengan mereka yang menerima keberadaan PIK 2.

Menurut Sutoyo, strategi Aguan dalam mempertahankan PIK 2 dengan cara membenturkan masyarakat lokal adalah contoh klasik bagaimana oligarki bisnis bekerja di Indonesia. Dengan menggunakan kombinasi insentif ekonomi, propaganda kemajuan, dan dukungan dari aparat, proyek ini tetap berjalan meskipun mendapat perlawanan dari sebagian warga.

Namun, masyarakat Banten masih memiliki peluang untuk menyatukan kembali gerakan mereka dengan strategi yang lebih solid dan berbasis pada kesadaran kolektif. Penting bagi kelompok yang terdampak untuk memperkuat jaringan advokasi dan menggandeng organisasi masyarakat sipil serta media independen agar narasi mereka tidak tenggelam dalam propaganda pro-pembangunan.

“PIK 2 hanya menguntungkan segelintir elite bisnis dengan mengorbankan hak-hak masyarakat lokal,” pungkasnya.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News