Di Balik Kehangatan Sambutan Presiden Prabowo ke Erdogan

Oleh: Rokhmat Widodo, pengamat politik dan Kader Muhammadiyah Kudus

Presiden Prabowo Subianto menyambut hangat kedatangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, Selasa (11/2/2025) malam. Prabowo rela tidak dipayungi Paspampres saat rintik hujan demi menyambut sahabatnya itu. Ini menjadi momen penting yang menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerjasama di berbagai bidang. Hubungan antara Indonesia dan Turki bukan hanya menyangkut aspek diplomatik, tetapi juga menyentuh banyak sektor, termasuk ekonomi, pertahanan, dan budaya.

Salah satu aspek yang patut dicatat adalah kesamaan visi dan misi antara kedua negara. Indonesia dan Turki sama-sama merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Keduanya memiliki peran strategis dalam dunia Islam dan berupaya untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara Muslim di tingkat internasional. Melalui kerjasama yang lebih erat, kedua negara dapat lebih efektif dalam menyuarakan kepentingan umat Islam dalam forum-forum global.

Dalam konteks pertahanan, pertemuan antara Prabowo dan Erdogan menunjukkan keseriusan kedua negara dalam memperkuat kerjasama militer. Indonesia, yang memiliki kebutuhan untuk modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), dapat menjalin kerjasama dengan Turki—sebuah negara yang sedang berkembang pesat dalam industri pertahanannya. Kerjasama ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan militer Indonesia, tetapi juga memberi kesempatan bagi industri pertahanan Turki untuk berekspansi ke pasar Asia Tenggara.

Sebagai contoh, Turki telah berhasil memproduksi berbagai sistem senjata canggih seperti pesawat tempur, drone, dan kendaraan tempur yang dapat diadaptasi sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Dengan adanya kerjasama dalam pengembangan alutsista, kedua negara tidak hanya saling menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi strategis mereka di kawasan. Dalam konteks geopolitik yang semakin kompleks, memiliki hubungan yang kuat dalam bidang pertahanan menjadi suatu keharusan bagi kedua negara.

Di bidang ekonomi, hubungan perdagangan antara Indonesia dan Turki juga menunjukkan tren positif. Dengan jumlah penduduk yang besar dan pasar yang berkembang, kedua negara memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan dagang secara signifikan. Kunjungan Erdogan ke Indonesia diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang investasi dari Turki ke Indonesia, terutama di sektor infrastruktur, energi, dan pariwisata. Indonesia, sebagai salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menawarkan berbagai peluang bagi investor Turki untuk berinvestasi dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Kerja sama ekonomi ini sejalan dengan upaya kedua negara untuk mencapai target perdagangan yang lebih tinggi. Turki dan Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan nilai perdagangan yang saat ini masih di bawah angka yang diharapkan. Oleh karena itu, perlu adanya kesepakatan dan perjanjian yang lebih konkret untuk memfasilitasi arus perdagangan dan investasi antara kedua negara. Penghapusan hambatan perdagangan dan peningkatan akses pasar menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

Selain itu, hubungan budaya juga tak kalah penting. Indonesia dan Turki memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam. Melalui pertukaran budaya, kedua negara dapat meningkatkan pemahaman satu sama lain dan memperkuat hubungan antarwarga negara. Kegiatan seperti festival budaya, pertukaran pelajar, dan kerjasama seni dapat menjadi jembatan untuk menciptakan kedekatan antar masyarakat. Dalam konteks globalisasi yang semakin meningkat, pemahaman antarbudaya menjadi suatu aspek yang sangat penting untuk menciptakan perdamaian dan kerjasama yang lebih baik.

Lebih jauh lagi, hubungan yang kuat antara Indonesia dan Turki dapat berkontribusi pada stabilitas kawasan. Dalam situasi politik dan sosial yang semakin kompleks, kedua negara dapat berkolaborasi dalam isu-isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama. Baik Indonesia maupun Turki memiliki kepentingan untuk menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan, terutama di tengah berbagai tantangan seperti terorisme, migrasi, dan perubahan iklim. Dengan bersatu dalam menghadapi tantangan ini, kedua negara dapat menciptakan solusi yang lebih efektif.

Namun, perlu diingat bahwa penguatan hubungan ini tidak terlepas dari tantangan yang ada. Terdapat berbagai faktor, termasuk kepentingan politik internasional dan dinamika regional, yang dapat mempengaruhi kerjasama ini. Oleh karena itu, kedua negara perlu terus berkomunikasi dan bernegosiasi untuk menjaga hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan. Diplomasi yang aktif dan proaktif menjadi kunci untuk mengatasi potensi konflik kepentingan di masa depan.

Akhirnya, sambutan hangat Prabowo terhadap Erdogan menciptakan harapan baru bagi hubungan Indonesia-Turki. Dengan komitmen yang kuat dan niat baik dari kedua negara, tidak diragukan lagi bahwa kemitraan ini akan semakin kuat dan membawa manfaat bagi rakyat kedua negara. Kerjasama yang terjalin dalam berbagai bidang akan menciptakan peluang untuk masa depan yang lebih baik, tidak hanya bagi Indonesia dan Turki, tetapi juga bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan Asia Tenggara dan dunia Islam secara keseluruhan.

Dengan demikian, langkah-langkah konkret yang diambil setelah pertemuan ini sangat diharapkan dapat memperkuat hubungan RI-Turki. Kerjasama yang lebih erat dalam bidang pertahanan, ekonomi, dan budaya akan membuka jalan menuju sinergi yang lebih besar antara kedua negara. Indonesia dan Turki memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis, dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengoptimalkan potensi tersebut demi kepentingan bersama.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News