Presiden Prabowo Subianto sebaiknya segera melakukan kejutan untuk Asia bahkan untuk dunia kalau memang memungkinkan. Dengan mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) sebagai langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional, seperti yang pernah dilakukan oleh Presiden Soekarno.
“Prabowo sedang menciptakan blok dunia baru dengan bergabung ke BRICS. Sebaiknya Prabowo mengadakan Konferensi Asia – Afrika (KAA) seperti yang pernah dilakukan oleh Bung Karno. Ini bagian dari amanah dari pembukaan UUD 45 melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ujar Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Selasa (11/2/2025).
Menurutnya, prinsip-prinsip Dasasila Bandung, seperti penghormatan terhadap kedaulatan negara, non-intervensi, dan kerja sama ekonomi yang adil, masih relevan di era globalisasi saat ini. Banyak negara di Asia dan Afrika masih menghadapi tantangan ketimpangan ekonomi, ketergantungan terhadap negara maju, serta ancaman geopolitik dari persaingan negara adidaya.
“Dengan menghidupkan kembali semangat Bandung, Indonesia dapat menjadi pemimpin gerakan non-blok yang relevan dengan kondisi saat ini, untuk mengatasi kemelut yang terjadi di dunia belakangan ini,” tutur Habib Umar.
Dikatakan Habib Umar, sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif, Indonesia di bawah Presiden Prabowo memiliki peluang besar untuk memainkan peran sebagai jembatan antara negara-negara berkembang dan kekuatan global.
“Dengan mengadakan KAA, Indonesia dapat memperkuat diplomasi multilateral dan membangun aliansi strategis dengan negara-negara Asia-Afrika dalam berbagai sektor, seperti perdagangan, teknologi, dan ketahanan pangan,” jelasnya.
Lebih lanjut Habib Umar mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, dunia mengalami ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama akibat rivalitas antara Amerika Serikat dan China, konflik di Timur Tengah, serta instabilitas ekonomi global. Negara-negara Asia-Afrika sering menjadi korban dari dinamika ini, baik dalam bentuk perang dagang, eksploitasi sumber daya, maupun ketergantungan terhadap bantuan luar negeri.
“KAA yang diselenggarakan Presiden Prabowo dapat menjadi forum untuk mendiskusikan strategi bersama dalam menghadapi tantangan ini, termasuk mengembangkan mekanisme perdagangan dan investasi yang lebih mandiri,” paparnya.
Habib Umar menambahkan, salah satu aspek penting dari KAA adalah membangun kerja sama ekonomi yang lebih erat antara negara-negara Asia dan Afrika. Banyak negara di kedua benua ini memiliki potensi besar dalam sektor energi, pertanian, dan industri manufaktur. Indonesia dapat memanfaatkan forum ini untuk mendorong kerja sama ekonomi yang lebih seimbang, termasuk dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi digital yang dapat meningkatkan daya saing bersama.
Dalam forum internasional seperti G20 dan PBB, suara negara-negara berkembang sering kali kurang terdengar. KAA dapat menjadi wadah bagi negara-negara Asia dan Afrika untuk menyusun agenda bersama dalam menghadapi isu-isu global seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan krisis kesehatan.
“Dengan memperkuat solidaritas antara negara-negara Selatan, Indonesia dapat membantu menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif,” katanya.