Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik
Nilai saham, tidak saja ditentukan oleh kinerja perseroan. Nilai saham, malah sangat tergantung pada sentimen pasar, yang bisa disebabkan sejumlah faktor, terutama faktor kepercayaan publik.
Saham akan terdevaluasi, bahkan rontok jika industri yang dikelola korporasi penerbit saham mengalami konflik dengan masyarakat. Apalagi, jika konflik itu viral, menjadi perbincangan di berbagai lini masa.
Pada saat proyek yang dikerjakan korporasi penerbit saham diperbincangkan secara negatif, karena dampak proyek yang merugikan masyakarat, maka tindakan yang paling realistis bagi pemegang saham adalah segera menjualnya. Menjual bukan untuk tujuan ambil untung (capital gain), melainkan untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat potensi nilai saham yang akan menurun bahkan runtuh.
Pemegang saham, bisa menjual dan beralih membeli saham korporasi lainnya yang hubungannya dengan masyarakat ramah. Tingkat penerimaan masyarakat atas proyek yang dikerjakan korporasi, menjadi jaminan harga saham korporasi akan stabil dan cenderung membaik.
Kamis, 7 November 2024, menjadi momentum jatuhnya reputasi PT Pantai Indah Kapuk 2 (PANI), yang akan berdampak pada menurun hingga rontoknya nilai sahamnya. Ada dua kejadian yang terjadi secara serentak, yaitu:
Pertama, di level nasional sejumlah tokoh nasional berkumpul di Jakarta menuntut pemerintah dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto agar mencabut status PSN PIK 2. Itu artinya, kinerja korporasi untuk mengadakan lahan akan terhambat, karena tidak akan lagi bisa memanfaatkan UU No. 2/2012 untuk mengadakan lahan guna kepentingan proyek PIK 2.
Dan jika status PSN dicabut, mayoritas rakyat pemilik tanah akan enggan (menolak) menjual tanah kepada pengembang. Itu artinya, PIK 2 akan terhambat dalam proses pengadaan lahan/tanah.
Kedua, di kecamatan Teluk Naga, tepatnya di Jl Salembaran Teluk Naga, terjadi kecelakaan yang dipicu hilir mudiknya truck pengangkut material tanah untuk proyek PIK 2. Warga marah, sejumlah truck pengangkut tanah dirusak.
Selama ini, aktivitas pengangkutan tanah telah menimbulkan polusi, kerusakan jalan, hingga terjadinya sejumlah kecelakaan. Semua keadaan ini, menambah deret penderitaan rakyat sebagai dampak dari proyek PIK 2 yang tentu menimbulkan sentimen negatif pada kinerja korporasi.
Atas dua kejadian tersebut, penulis menyarankan bagi siapapun yang masih memegang saham PANI lebih baik segera jual, ketimbang ikut rugi karena harga saham akan terus menurun bahkan bisa terjun bebas. Jangan ikut pasang badan, biarkan Aguan dan Anthony Salim yang menanggung sendiri dampaknya, karena mereka berdua selaku pemegang saham mayoritas.
Jangan mau ikut runtuh, dan tertimbun dalam galian lubang masalah dari proyek PIK 2 yang sangat merugikan rakyat. Jangan mau, ikut melawan rakyat yang saat ini mulai bersatu dan menyadari kekuatan dari persatuan yang mereka bangun. [].