Darurat Kekerasan dan Kriminalisasi Terhadap Guru

Oleh: Rokhmat Widodo, Guru di SMK Luqmanul Hakim Kudus

Kekerasan dan kriminalisasi terhadap guru merupakan isu yang mendesak dan memerlukan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan laporan mengenai kekerasan terhadap guru, baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan pendidikan. Situasi ini tidak hanya berpotensi merusak reputasi profesi guru, tetapi juga dapat mengganggu proses belajar mengajar yang seharusnya berlangsung dalam suasana aman dan kondusif.

Kekerasan terhadap guru dapat datang dalam berbagai bentuk, mulai dari intimidasi verbal, serangan fisik, hingga ancaman yang dapat menimbulkan ketakutan. Fenomena ini sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pergeseran nilai-nilai sosial, kurangnya penghargaan terhadap profesi guru, serta ketidakharmonisan antara guru, siswa, dan orang tua.

Dalam banyak kasus, guru sering kali dijadikan sasaran kemarahan pihak lain, baik itu siswa yang tidak puas dengan cara pengajaran, orang tua yang merasa anaknya tidak mendapatkan perhatian yang cukup, atau bahkan masyarakat yang menilai pendidikan tidak berjalan dengan baik.

Salah satu contoh konkret dari masalah ini adalah beberapa insiden di mana guru menjadi korban penganiayaan oleh siswa atau orang tua. Kejadian semacam ini tidak hanya menyebabkan trauma bagi guru yang bersangkutan, tetapi juga menciptakan suasana ketidakpastian di lingkungan sekolah. Ketika guru merasa tidak aman, mereka tidak dapat memberikan pendidikan yang optimal kepada siswa. Di sinilah perlunya penguatan perlindungan hukum bagi guru agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan tenang dan fokus.

Di sisi lain, kriminalisasi terhadap guru juga menjadi isu penting. Dalam beberapa kasus, guru dihadapkan pada tuntutan hukum akibat tindakan yang mereka ambil dalam rangka mendidik siswa. Misalnya, ketika seorang guru terpaksa mengambil tindakan disiplin terhadap siswa yang berperilaku buruk, tindakan tersebut bisa saja berujung pada laporan polisi dari orang tua siswa. Hal ini menciptakan ketidakpastian hukum bagi guru, yang seharusnya memiliki kebebasan untuk mendidik tanpa rasa takut akan konsekuensi hukum. Dalam konteks ini, penting untuk menegaskan bahwa tindakan disiplin yang diambil guru haruslah berlandaskan pada kebijakan pendidikan yang jelas dan mendukung, bukan berdasarkan emosi sesaat.

Pendidikan adalah fondasi bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu, keberadaan guru sebagai pendidik harus dijaga dan dilindungi. Untuk itu, perlu adanya langkah-langkah konkret dari pemerintah, lembaga pendidikan, serta masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi guru. Pertama, pemerintah harus memberikan perlindungan hukum yang jelas bagi guru, termasuk pengaturan mengenai tindakan disiplin yang diperbolehkan dalam lingkungan sekolah. Ini penting agar guru tidak merasa terancam saat harus mengambil keputusan yang tegas dalam mendidik siswa.

Kedua, perlu ada program pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru yang mencakup aspek psikologis dan manajemen kelas. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru, mereka akan lebih mampu menghadapi perilaku siswa yang sulit dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih positif. Selain itu, pelatihan juga dapat membantu guru untuk memahami cara berkomunikasi dengan orang tua siswa, sehingga konflik dapat diminimalisir.

Ketiga, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran guru dalam pendidikan sangatlah penting. Masyarakat harus diajak untuk lebih menghargai kerja keras guru dan memahami tantangan yang mereka hadapi setiap hari. Melalui kampanye publik yang mempromosikan penghargaan terhadap profesi guru, diharapkan akan tercipta perubahan pola pikir di kalangan masyarakat yang pada akhirnya dapat mengurangi kasus kekerasan dan kriminalisasi terhadap guru.

Keempat, sekolah sebagai institusi pendidikan perlu mengadopsi kebijakan zero tolerance terhadap kekerasan. Setiap bentuk kekerasan atau intimidasi terhadap guru harus ditindak tegas. Sekolah harus menjadikan pengamanan guru sebagai prioritas, termasuk dengan membentuk tim pengawas yang dapat memantau situasi di dalam dan di luar kelas. Komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua perlu dibangun agar tercipta saling pengertian dan kerja sama yang baik dalam proses pendidikan.

Akhirnya, semua pihak harus bersatu untuk mengatasi masalah kekerasan dan kriminalisasi terhadap guru. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi juga orang tua dan masyarakat luas. Kita harus menjadikan guru sebagai pilar utama dalam pendidikan yang aman dan bermartabat. Dengan memberikan dukungan, penghargaan, dan perlindungan yang layak kepada guru, kita tidak hanya melindungi mereka, tetapi juga menjamin masa depan pendidikan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa.

Dalam menghadapi darurat kekerasan dan kriminalisasi terhadap guru, setiap tindakan yang kita ambil hari ini akan berdampak pada hari esok. Mari bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, di mana guru dapat melaksanakan tugas mulianya tanpa takut akan ancaman dan kekerasan. Dengan demikian, kita akan mampu menciptakan pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan untuk semua anak bangsa.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News