Oleh: Anto Kusumayuda, Ketum PPJNA 98
Semangat Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928, tidak hanya menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, tetapi juga harus terus dihidupkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembangunan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sumpah Pemuda menggambarkan tekad dan persatuan pemuda untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Dalam konteks BUMN, semangat ini sangat relevan dan dapat menjadi pendorong utama dalam mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat.
BUMN memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Sebagai entitas yang dimiliki dan dikelola oleh negara, BUMN tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan negara tetapi juga sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi di berbagai sektor. Dalam situasi ini, semangat Sumpah Pemuda perlu diinternalisasi oleh seluruh elemen BUMN, mulai dari manajemen hingga karyawan, agar setiap individu memiliki rasa tanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan dan dampaknya terhadap masyarakat.
Salah satu aspek penting dalam membangun BUMN yang berorientasi pada semangat Sumpah Pemuda adalah inovasi. Pemuda dikenal dengan kreativitas dan daya juang yang tinggi. Oleh karena itu, BUMN harus memberikan ruang bagi generasi muda untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan merumuskan strategi bisnis. Melalui inovasi yang digagas oleh pemuda, BUMN dapat lebih adaptif terhadap perubahan dan tantangan global, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Dalam konteks ini, kolaborasi antara BUMN dan perguruan tinggi juga sangat penting. Melalui kerja sama ini, BUMN dapat memanfaatkan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh akademisi untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan. Di sisi lain, mahasiswa dan peneliti dapat mendapatkan pengalaman langsung dalam praktik bisnis. Hal ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang menekankan pentingnya persatuan dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
Lebih lanjut, semangat Sumpah Pemuda juga mengandung nilai-nilai kejujuran, integritas, dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini sangat penting dalam pengelolaan BUMN. Mengingat BUMN dibiayai dengan uang rakyat, maka setiap pengambilan keputusan dan tindakan yang diambil haruslah mempertimbangkan kepentingan publik. Transparansi dalam pengelolaan dan akuntabilitas adalah dua hal yang harus dijunjung tinggi oleh setiap individu di BUMN. Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap BUMN dapat terjaga dan bahkan ditingkatkan.
Selain itu, BUMN juga harus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berkelanjutan. Melalui program CSR, BUMN dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang mengedepankan kepentingan bersama dan rasa saling peduli antar sesama. Dengan memberdayakan masyarakat, BUMN tidak hanya akan memperoleh dukungan, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan yang positif.
Tidak kalah pentingnya, pengembangan sumber daya manusia (SDM) di BUMN perlu menjadi fokus utama. SDM yang berkualitas adalah aset paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, investasi dalam pelatihan dan pengembangan kemampuan karyawan harus menjadi prioritas. Dengan memberikan pelatihan yang relevan dan membekali SDM dengan keterampilan yang diperlukan, BUMN dapat memastikan bahwa mereka memiliki tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan di era globalisasi. Ini juga sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan diri bagi generasi muda.
Semangat Sumpah Pemuda dalam konteks BUMN juga mengajak kita untuk menghadapi tantangan dengan optimisme dan keberanian. Dalam dunia yang semakin kompetitif, BUMN harus berani mengambil risiko dan berinovasi. Keberanian untuk mencoba hal-hal baru dan menghadapi ketidakpastian merupakan ciri khas pemuda yang harus diteladani. Dalam hal ini, manajemen BUMN harus mampu menciptakan budaya yang mendukung kreativitas dan eksplorasi, sehingga seluruh karyawan merasa termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal.
Akhirnya, semangat Sumpah Pemuda harus menjadi inspirasi dalam membangun BUMN yang berkelanjutan. Dalam menjalankan fungsi dan peranannya, BUMN harus memperhatikan aspek lingkungan dan sosial. Ini berarti BUMN harus berkomitmen untuk menjalankan praktik bisnis yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Dengan demikian, BUMN tidak hanya akan berfungsi sebagai entitas bisnis, tetapi juga sebagai pilar dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Dalam kesimpulannya, semangat Sumpah Pemuda sangat relevan dalam pembangunan BUMN. Dengan menginternalisasi nilai-nilai persatuan, inovasi, integritas, dan kepedulian sosial, BUMN diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat. Melalui kolaborasi yang sinergis antara BUMN, generasi muda, dan masyarakat, kita dapat mewujudkan visi bersama untuk Indonesia yang lebih baik. Sudah saatnya kita menggerakkan semangat Sumpah Pemuda dengan nyata dalam setiap langkah pembangunan BUMN demi kemajuan bangsa.