Oleh: Rokhmat Widodo, Pengamat Timur Tengah dan Kader Muhammadiyah Kudus
Zionis Israel menyerang 20 pangkalan militer Iran di tiga provinsi. Serangan itu dilancarkan Sabtu (26/10) dini hari sekitar 02.30 waktu setempat. Bukan hanya rudal, Zionis Israel mengerahkan jet-jet siluman F-35 membombardir negeri para Mullah itu.
Salah satu dampak langsung dari serangan Israel ke Iran adalah peningkatan ketegangan antara kedua negara. Iran, yang merasa terancam oleh serangan tersebut, tentu saja akan memperkuat pertahanan dan meningkatkan anggaran militer mereka. Hal ini dapat mendorong Iran untuk mempercepat pengembangan teknologi nuklirnya, baik untuk tujuan damai maupun militer. Dalam konteks ini, serangan Israel dapat dilihat sebagai langkah yang kontraproduktif, karena justru dapat memicu perlombaan senjata di kawasan yang telah lama bergolak ini.
Di sisi lain, serangan Israel juga memengaruhi aliansi dan dinamika politik di Timur Tengah. Negara-negara di kawasan tersebut cenderung mengambil posisi yang lebih jelas dalam menentukan dukungan mereka, baik untuk Israel maupun Iran.
Beberapa negara Arab, terutama yang memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel, mungkin akan merasa tertekan untuk memilih sisi. Hal ini dapat menyebabkan perpecahan dalam hubungan antar negara di Timur Tengah, yang selama ini telah berusaha untuk menciptakan stabilitas di kawasan ini.
Sementara itu, Iran dapat memperkuat hubungan dengan negara-negara yang menentang kebijakan Israel, seperti Hezbollah di Lebanon dan kelompok-kelompok militan di Gaza, yang pada gilirannya dapat meningkatkan ketegangan dan konflik di wilayah tersebut.
Dampak dari serangan tersebut juga dapat dirasakan di luar kawasan Timur Tengah. Ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Iran berpotensi menarik perhatian kekuatan besar, seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China. Setiap negara memiliki kepentingan dan agenda masing-masing di kawasan ini, dan keterlibatan mereka dapat berdampak pada skala konflik yang lebih luas. Misalnya, jika Amerika Serikat merasa perlu untuk melindungi sekutunya, Israel, mereka mungkin akan meningkatkan kehadiran militer di kawasan, yang dapat mengundang reaksi dari Iran dan sekutunya. Sebaliknya, Rusia dan China, yang memiliki kepentingan strategis untuk mendukung Iran, mungkin akan mengambil langkah-langkah diplomatik atau militer untuk menanggapi tindakan Israel.
Di samping itu, dampak ekonomi dari serangan ini juga tidak dapat diabaikan. Ketegangan yang berkepanjangan dapat mengganggu perdagangan dan investasi di kawasan Timur Tengah. Negara-negara yang bergantung pada stabilitas di kawasan ini untuk kegiatan ekonomi mereka mungkin akan mengalami penurunan dalam arus investasi asing dan perdagangan. Selain itu, dengan meningkatnya ketegangan, harga minyak dunia dapat berfluktuasi, yang berdampak pada perekonomian global. Negara-negara penghasil minyak di kawasan Timur Tengah, termasuk Iran, dapat menghadapi tantangan besar dalam hal pendapatan dan stabilitas ekonomi.
Aspek manusiawi dari serangan ini juga harus diperhatikan. Konsekuensi dari serangan militer sering kali menyebabkan kerugian jiwa dan penderitaan bagi warga sipil. Serangan yang menyasar fasilitas-fasilitas militer sering kali tidak dapat dihindari dari risiko menimbulkan korban sipil. Ini akan menambah beban kemanusiaan yang sudah ada di kawasan tersebut, di mana konflik-konflik lain telah menyebabkan krisis pengungsi dan kebutuhan mendesak untuk bantuan kemanusiaan.
Rakyat Iran, dalam hal ini, akan merasakan dampak langsung dari serangan tersebut, yang dapat memperburuk kondisi kehidupan mereka, terutama bagi mereka yang sudah hidup dalam keadaan sulit akibat sanksi internasional.
Penting untuk dicatat bahwa pendekatan militer tidak selalu menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik. Diplomasi dan dialog seharusnya menjadi prioritas utama dalam menangani ketegangan antara Israel dan Iran. Komunitas internasional, termasuk PBB dan negara-negara berpengaruh lainnya, perlu berperan aktif dalam memfasilitasi pembicaraan antara kedua belah pihak. Menciptakan forum dialog yang konstruktif dapat membantu meredakan ketegangan dan mencapai solusi yang lebih berkelanjutan daripada serangan militer yang hanya akan memperburuk situasi.
Ke depannya, masyarakat internasional harus menyadari bahwa solusi jangka panjang untuk konflik di Timur Tengah tidak akan tercapai tanpa adanya komitmen untuk menghormati kedaulatan negara-negara di kawasan tersebut. Semua pihak harus diingatkan akan pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian, bukan hanya bagi negara-negara yang terlibat, tetapi juga untuk keamanan dan kesejahteraan global. Dalam konteks ini, kolaborasi internasional menjadi kunci untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan meraih kestabilan di kawasan Timur Tengah yang telah lama dilanda konflik.
Secara keseluruhan, serangan Zionis Israel ke Iran membawa dampak yang signifikan dan kompleks terhadap Timur Tengah. Dari peningkatan ketegangan antara kedua negara, dampak terhadap aliansi politik di kawasan, hingga konsekuensi ekonomi dan kemanusiaan, semua ini menunjukkan bahwa pendekatan militer bukanlah solusi yang ideal. Melalui dialog dan diplomasi, diharapkan dapat tercipta bumi yang lebih aman dan stabil bagi semua pihak yang terlibat.