Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Bagi orang Islam yang beriman, ada satu keyakinan yang selalu dipegang dalam setiap melakukan tindakan, yaitu kalimat in syaa allaah (Jika Allah menghendaki). Bahkan bagi orang beriman kehendak Allah masih belum cukup, tapi harus ada keridhaan Allah. Karena tanpa keridhaan Allah usaha manusia tidak akan membawa kebaikan.
Kalimat pendek ini menentukan secara langsung maupun tidak langsung atas keberhasilan tindakan seseorang. Kalimat lain yang juga selalu dijadikan pegangan bagi seorang Muslim adalah : manusia berusaha, Tuhan (Allah) yang menentukan.
Walaupun demikian, Allah telah memerintahkan manusia untuk menjalankan aturan dunia (sunnatillah) dengan niat yang bersih, penuh perhitungan, menggunakan logika lurus (akal sehat), kehati-hatian, serta menjauhi kesombongan dan kebodohan, maka baru setelah semua itu dilakukan akan muncul yang disebut takdir Allah atas usahanya itu. Itulah yang disebut *taqdir mu’allaq*(taqdir yang dipengaruhi atas usaha manusia)
Jika mengamati perjalanan terpilihnya Prabowo-Gibran yang penuh kecurangan, rekayasa dan manipulatif, maka semenjak awal sudah tidak memenuhi syarat sunnatullah itu. Jika pun pemerintahan Prabowo-Gibran bisa berjalan tentu atas izin Allah, tapi tidak aras ridha Allah, sehingga pemerintahan ini tidak akan membawa kebaikan (bagi rakyat) apalagi keberkahan, karena Allah berlepas diri dan tidak memberi pertolongan sama sekali sehingga beban berat itu harus ditanggung sendiri.
Pelajaran berharga selama Pemerintahan Jokowi yang sangat kacau dan selalu menghasilkan keburukan dan permasalahan bagi semua orang dan di akhir pemerintahannya yang suu-ul khatimah hanya mewariskan keterpurukan. Mengapa ? Karena Jokowi dari awal, ketika di tengah, dan sampai lengsernya hanya menggunakan keburukan untuk menjalankan pemerintahannya. Tidak ada kebaikan bagi rakyat sama sekali selain untuk kebaikan diri, keluarga dan kroni-kroninya.
Jika Prabowo akan meniru cara-cara Jokowi dalam memerintah, dipastikan pemerintahan Prabowo akan gagal dan hanya menghasilkan keburukan bagi rakyat.
Prabowo harus belajar dari kegagalan Jokowi : memulai sesuatu dari kecurangan, kebohongan dan penipuan, dilalui dengan kecurangan, kebohongan, dan penipuan, ternyata berakhir dengan kegagalan dan dimusuhi seluruh rakyat Indonesia.
Jika Prabowo akan mengikuti gaya-gaya Jokowi, dipastikan akan bernasib sama seperti Jokowi.
Benarkah Prabowo hanya bersiasat ketika mendekati Jokowi, hanya waktu yang akan membuktikannya.
Sampai saat ini, tidak ada tanda-tanda kalau Prabowo benar-benar bersiasat. Jika Prabowo benar-benar berjuang untuk rakyat dengan membangun Pemerintahan yang berwibawa, maka paling tidak Prabowo harus melakukan 5 hal :
Pertama, Harus segera memakzulkan Gibran baik melalui MPR atau pengadilan
Gibran adalah simbol keburukan dan tidak bermoral, jika Prabowo terus membiarkannya maka kabinet Prabowo hanyalah kabinet fufufafa yang balal hancur.
Kedua, Sebagai bentuk penebusan atas kesalahan sabotase kemenangan Amin, Prabowo harus mengganti Gibran dengan Anies untuk menjadi wapresnya, karena Muhaimin sudah masuk kedalam kabinet.
Jika tidak ada upaya untuk memperjuangkan Anies, maka pemerintahan Prabowo akan terus berada dalam kutukan.
Ketiga, Prabowo harus mereshufle orang-orang Jokowi yang telah andil dalam menghancurkan Indonesia bersama Jokowi
Masih bertebarannya orang-orang Jokowi yang notabene sudah gagal membangun Indonesia maju, seharusnya tidak dipakai lagi, bukan malah diberi jabatan strategis.
Keempat, Prabowo harus berani membersihakan para menterinya yang terjerat banyak masalah : “korupsi, pelanggar HAM, penipu, penjilat, pembela Israel, asusila, dan kejahatan lain”
Kata eks Ketua Penasihat KPK, Abullah Hehamahea, 90 % dari menteri Prabowo terindikasi koruptor. Lalu bagaimana Prabowo mampu membuat pemerintahan yang maju, bersih dan berwibawa ?
Kelima, Prabowo harus berani mengganti semua Ketua Lembaga Negara dan Tinggi negar, yang selama ini telah mempermainkan hukum.
Mulai dari.KPU, Bawaslu, MK, MA, Kejaksaan, KPK, dll yang selama ini selalu memutaralikkan fakta dan telah jadi kaki tangan Jokowi
Akankah Prabowo akan menjadi Presiden yang hebat sebagaimana yang diucapkan dalam pidato setelah pelantikannya, atau hanya bisanya beretorika tapi tidak punya nyali, kepercayaan diri, dan ketegasan ?
Kita saksikan 100 hari ke depan apa yang bakal terjadi ?
Bandung, 19 R. Akhir 1446