“Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak dipercayai oleh guru lain, dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang),” tambahnya.
P juga khawatir akan dikeluarkan dari sekolah jika berani melapor, yang akan menghancurkan impiannya untuk melanjutkan pendidikan.
“Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah. Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita-cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu,” tuturnya.
Menurut pengakuan P, kondisi ini terus berlangsung hingga ia merasa terpaksa mengikuti keinginan DH akibat ancaman akan dikeluarkan dari sekolah.
“Lama kelamaan saya mulai (disentuh, red). Awal-awal saya sangat menolak. Tapi dengan ancaman dia mengeluarkan dari sekolah saya pun mengikuti,” jelasnya.
P menuturkan bahwa ia sangat terpukul dan merasa sendirian, namun tidak berani berbicara kepada siapapun karena takut dipandang rendah oleh teman-temannya.
“Saya sadar diri bahwa saya benar-benar sendirian, serba kurang dan ditambah pelecehan terhadap saya,” terangnya.
Saya sangat bersyukur walau saya malu untuk video yang beredar. Saya tidak akan melarang atau menyuruh untuk berhenti menyebarkan karena itu adalah keinginan dan niat kalian masing-masing ditanggung sendiri dengan Allah.