Usai ‘Tebang’ Golkar, Imbalannya Jokowi ‘Dongkel’ Kadin

Oleh : Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

“Kudeta Ketua Kadin ini jelas langgar AD/ART. Kalau kata Tempo, ini racikan terkini Mas Mulyono agar Aburizal Bakrie sbg Ketua Dewan Pembina Golkar ijinkan Gibran masuk jd petinggi Golkar. Imbalannya Anindya jadi Ketum Kadin.” [Akun X Strategi & Bisnis]

Hajar, gigit, gebuk, tendang, tebang, dongkel, dst. Ini adalah karakteristik khas kekuasaan Jokowi. Tiran! Zalim! Yang menjadi korban bukan hanya kelompok Islam, kaum nasionalis pun ikut dihantam.

Bukan hanya organisasi kekuasan, ormas & partai politik. Organisasi usaha pun, ‘dimakan’. Kekuasan Jokowi yang rakus, yang mengkonsolidasi kekuatan dengan tekanan & ancaman, melalui penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).

Jangan percaya, pembungkaman HTI & FPI, uji coba kudeta Partai Demokrat, penebangan Golkar, perseteruan PKB, perpecahan NU hingga pendongkelan Arsyad Rasyid sebagai Ketua Kadin, tidak ada hubungannya dengan Jokowi. Karena alur pengambilalihan kekuasan organisasi apapun jenisnya, itu finalisasinya ada di Kemenkumham.

Kemenkumham, ada dibawah kendali Jokowi. Jadi, setiap rencana kudeta organisasi, apapun bentuknya, desainnya pasti atas restu kekuasan. Karena struktur pengurus organisasi yang baru, hanya sah dimata hukum setelah mendapat pengesahan dari Menkumham.

Demokrat gagal, karena Demokrat menjilat pada kekuasaan. Sikap itu, yang membuat Demokrat bisa berpelukan dengan Moeldoko dan Jokowi, padahal sebelumnya begitu bermusuhan. SBY, sampai terbitkan buku khusus tentang ktitik terhadap Jokowi, sekarang melempem.

Pendongkelan Arsjad Rasyid, itu jelas desain kekuasan Jokowi. Cara membacanya simpel, yaitu ketika Menkumham Supratman Andi Agtas langsung mengumumkan akan segera menerbitkan SK pengesahan pengurus Kadin yang baru versi kudeta Anindya Bakrie.

Padahal, bisa saja Menteri menolak pengesahan sebelum selesai konflik di internal KADIN. Apalagi, Arsjad berencana mengajukan gugatan hukum.

Kalau ditarik ke belakang, sebagaimana dikabarkan bocor Alus tempo, yang dikutip oleh akun strategi & bisnis, kudeta kadin ini adalah cerita lanjutan dari penebangan pohon beringin partai Golkar. Kompensasi atas restu Aburizal Bakrie, untuk memberikan bantalan kepada Gibran. Barter politik, untuk mendudukkan boneka Bahlil Lahadalia sebagai Ketum Golkar.

Hati-hati! Jokowi adalah penjahat sesungguhnya! Jokowi, adalah dalang dari pecah belah bangsa Indonesia. Jokowi, tidak pernah peduli pada persatuan Indonesia, dia hanya peduli pada kekuasaan dan dinasti politiknya.

Desain kudeta Kadin ini, diawali dengan penggantian Menkumham. Satu paket dengan penebangan Partai Golkar.

Jika anda tak melawan hari ini, maka bersiaplah anda akan menjadi korban selanjutnya. Ingat! Kejahatan bukan karena ada peluang dan kesempatan. Tetapi, kejahatan itu karena ada kekuasaan Jokowi.

Waspadalah! Waspadalah!