Gus Abbas: Imam Syafi’i bukan Cucunya Rasulullah

Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi (Imam Syafi’i) dituding bukan cucu dari Rasulullah.

“Imam Syafii bukan cucunya Rasulullah walaupun istrinya seorang syarifah. Tapi kakeknya bertemu dengan kakek Rasulullah. Imam Syafi’I seorang alim. Kealiman Imam Syafi’I tidak bisa menyambungkan nasabnya ke Rasulullah. Ini bukan kebencian tetapi kajian data,” kata Pengasuh Ponpes Nahdlatul Ummah, Buntet, Cirebon KH Muhammad Abbas Billy dalam perbincangan dengan Rhoma Irama.

Ia juga mengaku sudah mengetahui bahwa nasab Baalawi terputus sejak muda dan diberitahu ayahnya.

Gus Abbas mengatakan, dulu sejak zaman abad ke-8, Imam Fakhruddin Al Rosyid, sudah menyatakan, Sayyidina Ahmad tidak memiliki seorang anak yang bernama Abdullah.

Karenanya ketika abad ke-13, Sayyid Ainurrofiq  Raja atau penguasa Hijaz (Riyadh)  saat itu dari Syarif Al Hasani,  melarang kaum Baalawi memakai nama Sayyid.

“Kenapa melarang karena beliau raja. Karena sebelumnya sudah ada  kajian, saat itu sudah ada polemik, sudah ada ketetapan,” katanya di kanal Youtube Sayyid Zulfikar Basyaiban, dikutip Kamis, 8 Juni 2023.

Kemudian yang terbaru dari salah satu, Naqobah Asyrof yang ada di Mesir, itu salah seorang Syarif, Al Hasani, ada mengatakan, membatalkan nasab Baalawi, dengan catatan-catatan secara ilmiah.

“Beliau seorang nasabah, dari nasabaqoh yang ada di Mesir.  Kesimpulannya, itu nasab Baalawi,dari beberap faktor yang sudah saya jelaskan, katanya, bathilun ghoiru shahihun, sudah batil ghoiru shohun lagi,” ujarnya.

“Artinya apa, kalaupun ada perdebatan, itu karena apa, menurut mereka para nasabah yang ada di internasional, khususnya Nasabatul Asyrof khususnya di Irak ataupun di Mesir, adanya nasab menyambung Baalawi adalah klaim sepihak,” terangnya.

“Dari Baalawinya, atau ulama yang ada hubungan emosional dengan Baalawi, seperti yang dikemukakan KH Imaduddin Utsman,” katanya.

Menurutnya, memang itu ada benarnya, karena yang berpendapat begitu bukan hanya KH Imaduddin, dari dulu sudah ada.

Dikutip dari Republika, menurut para sejarawan, ahli nasab, dan pakar hadis, Imam Syafi’i masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Rasulullah SAW. Secara khusus, Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi Muhammad SAW. Jika diurut, secara nasab Sang Imam masih satu keturunan dengan Rasulullah SAW dari Abdu Manaf bin Qushay.

Imam Syafi’i ternyata masih termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Nabi Muhammad SAW.

Ayahnya bernama Idris. Ia adalah orang miskin yang berasal dari daerah Tibalah–daerah Tihamah dekat Yaman. Imam Syafi’i terlahir pada 150 H/ 767 M. Ada dua pendapat tentang kota kelahiran Sang Imam. Ada sejarawan yang meyakini Imam Syafi’i lahir di Gaza, Palestina, namun sebagian berpendapat ia lahir di Asqalan–sebuah kota tak jauh dari Gaza.