Oleh: Rokhmat Widodo, Humas SMK Lukman Al Hakim Kudus dan Pengamat Timur Tengah
Kehadiran tokoh politik asal Indonesia, Jusuf Kalla di pemakaman tokoh Hamas Ismail Haniyeh di Qatar menarik perhatian banyak pihak. Kehadiran Jusuf Kalla atas nama Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Kehadiran ini menimbulkan beragam interpretasi dan spekulasi mengenai signifikansi serta dampaknya terhadap hubungan internasional dan peran Indonesia di kancah politik global.
Bagi pendukung zionis Israel di Indonesia, Jusuf Kalla dikecam bahkan di-bully. Akun-akun media sosial khususnya X pendukung zionis menuding Jusuf Kalla berpihak kepada teroris.
Yahudi pesek di Indonesia melakukan propaganda melalui platform X menuding orang-orang yang mendukung Hamas sebagai radikal dan mengancam NKRI.
Kehadiran Jusuf Kalla dapat diartikan sebagai bentuk solidaritas dan dukungan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina. Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah lama menyatakan dukungannya terhadap perjuangan Palestina.
Dengan menghadiri pemakaman Haniyeh, Jusuf Kalla ingin menunjukkan bahwa Indonesia tetap konsisten dalam mendukung hak-hak Palestina di tengah-tengah krisis dan konflik yang terus berlangsung.
Kehadiran Jusuf Kalla juga dapat dilihat sebagai bagian dari upaya diplomasi Indonesia. Dengan terlibat secara langsung dalam momen penting seperti pemakaman seorang pemimpin Palestina, Indonesia berusaha memperkuat posisinya sebagai mediator yang dapat dipercaya dalam konflik Timur Tengah. Langkah ini sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang berfokus pada prinsip-prinsip perdamaian dan keadilan.
Takziyah Jusuf Kalla di pemakaman Ismail Haniyeh dapat mempengaruhi diplomasi di Timur Tengah, terutama dalam konteks hubungan antara negara-negara yang hadir dan Israel. Ini bisa memperkuat posisi tawar Palestina dalam negosiasi dan meningkatkan tekanan internasional terhadap Israel untuk mencapai solusi damai.
Jusuf Kalla dan Ismail Haniyeh mempunyai hubungan yang baik. Keduanya pernah mengadakan pertemuan di Doha, Qatar (12/7/2024). Dalam pertemuan yang berlangsung dua jam, Jusuf Kalla meminta untuk persatuan di Palestina. Jusuf Kalla mendorong Hamas menjaga solidaritas dengan Al Fatah dan kelompok Palestina lainnya untuk mencapai perdamaian yang lebih luas.
Kehadiran Jusuf Kalla pada pemakaman Ismail Haniyeh tentunya memicu berbagai reaksi dari komunitas internasional. Beberapa pihak mungkin melihat ini sebagai langkah positif yang menunjukkan komitmen Indonesia terhadap isu-isu global, sementara yang lain mungkin mengkritik atau mempertanyakan posisi Indonesia dalam konflik yang sensitif ini.
Namun, yang jelas adalah bahwa tindakan Jusuf Kalla ini menegaskan peran aktif Indonesia dalam urusan internasional dan tekad untuk terus memajukan perdamaian dan stabilitas global.