Perkembangan situasi dengan adanya serangan siber ke Pusat Data Nasional (PDN) harus adanya kewaspadaan nasional dari sabotase kelompok asing yang bersekongkol dengan anasir-anasir dalam negeri yang sengaja berbuat ciptakan instabilitas nasional untuk runtuhkan pemerintahan Jokowi dan menggagalkan pelantikan Presiden Prabowo – Gibran
Demikian dikatakan Ketum Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis (PPJNA) 98 Anto Kusumayuda dalam rilis diterima redaksi www.suaranasional.com, Kamis (27/06/2024).
Akibat dari serangan siber tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) “serangan siber ke Pusat Data Nasional (PDN) menyebabkan gangguan pelayanan pada 210 instansi pemerintah. Dari data yang terdampak itu ada 210 instansi yang berdampak dari baik itu pusat maupun daerah,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Selanjutnya Anto mengatakan dengan keras dan tegasnya pembelaan Presiden Jokowi dan Prabowo sebagai Menhan dan Presiden terpilih yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024 atas kemerdekaan Palestina serta mengutuk Israel yang telah biadab membumihanguskan Palestina membuat berang dan marah para pendukung Israel.
“Mereka bersekongkol dengan anasir anasir ya didalam negeri lakukan upaya sabotase jahat untuk runtuhkan pemerintahan Jokowi dan apapun caranya Prabowo tidak bisa dilantik menjadi Presiden RI,” ujarnya.
Salah satunya lakukan serangan siber untuk menumbuhkan ketidak percayaan pada pemerintahan Jokowi serta memperparah kondisi perekonomian dengan memanfaatkan situasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar. “Agar investor cabut investasinya serta harga harga kebutuhan pokok terjadi kenaikan untuk memprovokasi masyarakat marah gejolak nasional seperti tahun 1998. Itu skenario mereka,” tegas Anto.
“Itu semua tujuan utamanya gagalkan pelantikan Prabowo Gibran menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI pada Oktober nanti,” pungkas Anto Kusumayuda.