Dua mantan Rektor Universitas Paramadina yaitu Anies Baswedan dan Mohamad Sohibul Iman akan bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Anies Baswedan dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina pada 15 Mei 2007 menggantikan posisi rektor sementara, Sohibul Iman. Saat itu, ia merupakan rektor termuda di Indonesia, di mana usianya pada saat itu adalah 38 tahun. Anies menjabat Rektor Universitas Paramadina selama 8 tahun.
Saat menjadi rektor, Anies menjadikan Mata Kuliah (MK) Antikorupsi sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang wajib diambil mahasiswa. Universitas Paramadina menjadi satu-satunya kampus di Indonesia, bahkan di dunia yang menjadikan Mata Kuliah Antikorupsi sebagai mata kuliah wajib. Anies juga membuat terobosan dengan cara memberikan beasiswa tahunan Paramadina Fellowship bagi mahasiswa berekonomi lemah yang berprestasi.
Anies sendiri terlibat dalam dunia politik sejak tahun 2013, ketika ia ikut serta dalam konvensi calon presiden yang diselenggarakan oleh Partai Demokrat. Waktu itu dirinya mendapatkan peringkat ketiga dalam konvensi tersebut. Pada tahun 2014, ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja.
Namun, ia dicopot dari jabatannya pada tahun 2016 dalam reshuffle kabinet kedua. Setelah memiliki pengalaman sebagai seorang menteri, Anies pun memberanikan diri untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan umum gubernur DKI Jakarta tahun 2017.
Ia berpasangan dengan Sandiaga Uno dan didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Dalam pemilihan itu, ia berhasil mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dalam putaran kedua dengan perolehan suara sebesar 57,96 persen.
Sedangkan Sohibul Iman menjadi Penjabat Rektor Universitas Paramadina 2005-2007 menggantikan Nurcholish Madjid yang meninggal dunia.
Sohibul Iman meraih gelar S2 sampai S3 di Jepang, walaupun Ia sempat berkuliah di Institut Pertanian Bogor. Ia pernah terlibat di banyak organisasi, diantaranya ISTECS (Institute for Science and Technology Studies), YPNF (Yayasan Pendidikan Nurul Fikri), HSF (Hokuriku Scientific Forum), MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia), YIT (Yayasan Inovasi Teknologi). Sejak 2005, Sohibul mendapat mandat sebagai Ketua DPP PKS Bidang Ekuintek (Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Teknologi).[6]
Sebelum terjun di dunia politik, dia sempat menjadi dosen aktif di beberapa perguruan tinggi. Bahkan dia pernah menjadi Rektor Paramadina. Ayah dari 3 putra dan 2 putri ini juga pernah berkarier di pemerintahan.
Dia bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Dia pun dikenal sangat gemar berorganisasi sejak sekolah hingga mengantarkan kariernya menjadi Presiden PKS.
Dia merupakan kader PKS yang pertama kali bergabung saat PKS masih bernama Partai Keadilan 1998 lalu.