Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
IKN hampir dipastikan mangkrak. Banyak hal yang membuat IKN mangkrak. Selain soal investor yang ogah berinvestasi di Indonesia, pembebasan lahan yang bermasalah, faktor amdal yang tidak terpenuhi, juga karena faktor ketidaktersediaan dana (dari APBN dan sumber lain) dan ketidakpercayaan investor Asing kepada rezim Jokowi (dan juga Prabowo).
Mundurnya Kepala Otorita IKN Bambang Susantono bersama Wakilnya Dhony Wahjoe adalah sinyal nyata kalau IKN sudah game over. Luhut boleh saja menepis kalau IKN tidak ada masalah, dan yang bermasalah adalah Bambang S dan Dhony W, tapi fakta di lapangan itu yang berbicara.
IKN itu simbol Jokowi, sehingga gagalnya IKN artinya gagalnya kepemimpinan Jokowi. Dan ternyata Keppres untuk IKN belum ditanda tangani Jokowi (berharap Prabowo yang tanda tangan). Tapi Prabowo sudah menyatakan pembangunan IKN perlu 30 tahun, bukan meminta Kepala Otorita menyiapkan Juli 2024 agar bisa Upacara 17 Agustus di IKN.
Banyak orang yang semula mengharap keajaiban Jokowi bisa membawa Indonesia menuju kemajuan, kemakmuran, dan hidupnya demokrasi. Tapi mereka tidak paham kalau Jokowi itu manusia palsu, penuh pencitraan, bukan orisinil sederhana dan ndeso.
Perbuatan yang dilandasi oleh ambisi, ketidakjujuran, manipulasi, tidak ikhlas, mencari keuntungan pribadi, dan menzalimi rakyat telah membawa malapetaka bagi bangsa dan negara.
Kepemimpinan yang disertai kezaliman tidak akan membawa keberhasilan, kebahagiaan, keberuntungan, dan kemajuan. Apa yang tampak di permukaan hanyalah kamuflase dan kesuksesan semu, yang suatu saat nanti akan muncul yang aslinya.
Allah berfirman :
إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung”
Dengan modal “nekad” Jokowi telah membangun kekuatan jahat bersama para begundal-begundal rakus yang ditopang oligarki taipan dan China komunis. Jokowi sama sekali tidak mengindahkan sistem pemerintahan yang bersih (good government), penegakan hukum yang adil dan transparan, menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika, dan menghargai orang-orang yang berintegritas.
Paling tidak ada 10 sendi tatanan bernegara yang telah dihancurkan Jokowi :
Pertama, tatanan demokrasi telah diganti menjadi politik dinasti, intimidasi, dan “melenyapkan” musuh politik
Kedua, Kemandirian bangsa telah dirubah menjadi ketergantungan kepada China
Ketiga, Pemerintahan yang bersih telah dirubah menjadi pemerintahan yang kotor (korup)
Keempat, DPR sebagai lembaga pengontrol pemerintah dirubah menjadi lembaga “tukang stempel” dan corong pemerintah
Kelima, independensi Lembaga-lembaga yudikatif (KPK, MK, MK, Kejaksaan, Pengadilan) telah dirubah jadi alat penguasa
Keenam, independensi KPU dan Bawaslu telah jadi alat penguasa
Ketujuh, Kemandirian TNI-Polri telah dirubah jadi alat kekuasaan
Kedelapan, integritas sebuah lembaga (termasuk kampus-kampus) telah dirubah jadi kacung penguasa
Kesembilan, oposisi pengingat pemerintah telah dirubah jadi politik sandera
Kesepuluh, Kemuliaan nilai-nilai Islam, norma-norma hukum, dan etika berbangsa dan bernegara dirubah dengan politik menjilat dan ABS (Asal Bapak Senang)
Jokowi harus bertanggung jawab atas semua itu.
Jokowi tidak pantas dihormati, apalagi dimuliakan. Yang pantas bagi Jokowi adalah : dihinakan, dipenjara, diusir ke China, atau dieksekusi…….
Jika hukum dunia tidak berlaku, maka hukum akhirat sudah menanti.
Mungkinkah Jokowi bertaubat ? Sepertinya belum ada tanda-tandanya. Di akhir masa jabatannya malah makin menyengsarakan rakyat.
Hanya Allah yang Maha Tahu _ending_ seorang Jokowi.
Bandung, 29 Dzulqa’dah 1445