Kader PDIP telah menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pengkhianat karena tidak mendukung calon presiden dan wakil presiden yang didukung dan diusung partai berlambang Banteng Moncong Putih.
“Janji tinggal janji memang Lidah tak bertulang,” kata politikus PDIP Ruhut Sitompul di akun X, Rabu (29/5/2024).
Ruhut juga menyebut kader PDIP telah mengkhianati partai. “Karena itu segeralah melepaskan DiriMu dari Ex Kader Kami yang Penghianat Merdeka,” jelasnya.
Politikus PDIP Adian Napitupulu menyatakan bahwa pengkhianatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya, terhadap partai disebabkan karena hal yang sederhana.
“PDIP tidak mengabulkan permintaan Jokowi untuk memperpanjang masa jabatannya, sebagai presiden menjadi tiga periode dan menambah masa jabatan,” tegas Adian dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
“Nah ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” sambungnya.
Setelah itu, lanjut dia, ada pihak yang disinyalir marah, karena PDIP menolak permintaan Jokowi tersebut. Namun Adian memastikan sikap PDIP tetap dan tidak berubah menolak soal masa jabatan tiga periode presiden.
“Ya terserah mereka, yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Kalau ada yang marah, karena kita menolak penambahan masa jabatan tiga periode atau perpanjangan, bukan karena apa-apa, itu urusan masing-masing. Tetapi memang untuk menjaga konstitusi. Sederhana aja,” lanjutnya.
Tak hanya itu, Adian mengaku tak antipati dengan Jokowi. Hanya saja, yang ia sesalkan adalah perubahan Jokowi yang begitu cepat terhadap PDIP. Padahal partai banteng moncong putih itu sudah memberi segalanya untuk Jokowi dan keluarganya.
“Ada sejarah begini, dulu ada yang datang minta jadi wali kota dapat rekomendasi, minta rekomendasi, dikasih. Minta lagi dapat rekomendasi, dikasih lagi. Lalu minta jadi gubernur, minta rekomendasi dikasih lagi. Lalu minta jadi capres, minta rekomendasi dikasih lagi. Kedua kali dikasih lagi,” terang Adian.
“Lalu ada lagi minta untuk anaknya, dikasih lagi. Lalu ada diminta untuk menantu, lalu dikasih lagi, banyak benar,” ujarnya.
Ketika ia mengetahui bahwa Jokowi dan keluarganya mulai berpaling dari partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri tersebut, dirinya mengaku tak peduli.
“Status Gibran anak Jokowi, soal status mereka diserahkan ke DPP dan Ketum PDIP. Tugas saya menggalang suara, menggalang kekuatan untuk memenangkan Ganjar,” kata dia.
“Bagaimana Gibran tidak saya pikirkan, bagaimana Jokowi enggak saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana menambah suara satu, satu, satu terus setiap hari untuk Ganjar,” pungkas Adian.