Megawati Soekarnoputri dan Hasto Kristiyanto dituding sebagai pemain srimulat politik paling keji dan licik. Keduanya tidak mempunyai komitmen dalam membela rakyat kecil.
“Megawati dan Hasto adalah pemain srimulat politik paling keji dengan segala rupa kelicikannya. Tidak ada satupun komitmen mereka secara tulus membela kepentingan hidup rakyat. Otak dan hatinya hanya demi perburuan kekuasaan,” kata kritikus Faizal Assegaf di akun X,Jumat (24/5/2024).
Ketika Megawati, Hasto dan PDIP berteriak keras melawan rezim Jokowi, rakyat bertanya: Kenapa kadernya masih adalah dalam lingkar kekuasaan? Ibarat maling pura-pra melawan pencuri dan perampok: Satu komplotan!
“Jokowi dan PDIP adalah temali yang saling mengikat dalam perbedaan kepentingan. Namun tujuannya sama, yakni membodohi rakyat. Pemufakatan politik jahat di gorong-gorong kekuasan telah meninggalkan luka di hati rakyat,” tegasnya.
Kata Faizal, Jokowi adalah produk politik super busuk Megawati dan PDIP. Mereka senyawa di alur kejahatan bernegara melalui daya rusak dinasti politik yang sangat korup dan licik.
Konklusi itu mewakili serangkaian fakta yang tak terbentahkan. Ihwal tersebut, menjadi sikap moral bagi aktivis Partai Negoro mengambil posisi waspada. Menolak manuver politik hipokrit PDIP, Jokowi dan Megawati berganti topeng.
Terlebih jelang lengsernya Jokowi, teater politik norak mulai dimainkan oleh Hasto dan Megawati. Sangat agresif berupaya merubah wajah PDIP sebagai oposan. Modus kemunafikan yang sangat kentara dan memalukan.
Bagaimana mungkin PDIP yang begitu rakus dan bertahan dalam lezatnya kekuasaan Jokowi selama 10 tahun, berganti kulit menjadi oposisi? Bukankah semua kerusakan bernegara tidak lepas akibat konspirasi dan sokongan PDIP?
Pertanyaan cerdas rakyat tersebut mesti direnungkan. Rakyat sangat memahami semua permainan politik kotor PDIP dan Jokowi yang saling berbagi peran dalam aneka penipuan. Perbedaan pada mereka hanya soal berbagi lapak saja.
“PDIP adalah sponsor utama kebijakan utang luar luar negeri yang membebani hidup rakyat. Pembela terdepan proyek IKN, kebijakan kenaikan BBM dan menindas rakyat dengan aneka produk UU dan kebijakan yang tidak berkeadilan,” pungkasnya.