Oleh: Tarmidzi Yusuf, Kolumnis
Dalam dua tiga hari ini ada berita heboh yang dibikin oleh orang heboh. Kehebohan berita agar Prabowo tak bawa toxic dalam pemerintahannya.
Padahal manusia yang sok suci ini termasuk toxic di negeri ini. Sering menebar toxic bagi Indonesia. Bahkan pernah sesumbar akan membuldoser orang-orang yang menghalang-halangi investasi di Indonesia. Memang Indonesia milik nenek loh! Nenek moyangnya saja tidak tercatat sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Ada yang bilang orang jahat memang menakutkan, tapi orang pura-pura baik jauh lebih berbahaya dan menakutkan. Menyebut orang lain toxic alias racun padahal dirinya lebih beracun dari racun itu sendiri.
Dalam terminologi Islam, orang pura-pura baik disebut munafik. Pura-pura membela Indonesia Raya padahal ia sejatinya salahseorang perusak Indonesia Raya. Salahsatu indikasinya dialah orang yang membela mati-matian TKA asal China masuk Indonesia. Omongannya dikit-dikit China. Rakyat pribumi ia anggap sampah.
Memang manusia satu ini menjadi fenomena pejabat jahat yang sengaja pura-pura baik di hadapan rakyat. Banyak basa-basi dan selalu memuji dirinya setinggi langit bak seorang pahlawan padahal pecundang.
Si mulut besar ini seperti presidennya. Tukang bohong. Antara ucapan dan perbuatan bertolak belakang. Ucapannya hanya kamuflase untuk mengelabui rakyat supaya yakin untuk mendapatkan simpati rakyat.
Penjahat ini yang berpura-pura baik pada umumnya akan selalu menjelekkan nama dan citra orang yang tak ia sukai dengan sebutan toxic.
Kita perbanyak berdoa memohon perlindungan dari orang dzalim dan orang jahat pura-pura baik.
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم
“Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia”. (HR. Muslim No 1828)
Jakarta,
27 Syawal 1445/6 Mei 2024