Sidang kecurangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) hanya sandiwara yang membius rakyat Indonesia dan akhirnya diputuskan Prabowo-Gibran sebagai pemenangnya.
“Sandiwara di MK tak bedanya dengan drama politik tipu menipu di DPR. Rakyat akan terus diberi harapan palsu. Tarik-ulur dan pengalihan fokus rakyat pada aneka kejahatan korupsi besar,” kata kritikus Faizal Assegaf kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (7/4/2024).
Selain itu, Faizal mengatakan, para garong sumber kekayaan alam, kawanan perampok APBN, komplotan maling BUMN dan jaringan mafia makin berpesta-ria. Semua kejahatan itu lahir dari proses kecurangan bernegara.
Untuk memperbaikinya, tidak perlu membuang waktu MK memanggil empat atau sepuluh menteri. Cukup hadirkan Presiden sebagai aktor utama kecurangan. Sudah sangat banyak fakta kejahatan disodorkan.
“Tapi hingga 78 tahun kita merdeka, jabatan Presiden terlanjur diposisikan seolah raja. Tak penting dia berasal dari selokan demokrasi atau gorong-gorong kartel politik. Pokoke si raja adalah penguasa tanpa batas,” pungkasnya.