Asing menunggangi percobaan pembunuhan secara politik terhadap Prabowo Subianto di Mahkamah Konstitusi (MK). Asing tidak ingin Prabowo menjadi presiden Indonesia dan karir politiknya hancur.
“Percobaan pembunuhan atas Prabowo secara politik saat ini hampir pasti ditunggangi kekuatan asing,” kata Guru Besar ITS Prof Daniel Mohammad Rosyid kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (31/3/2024).
Kata Daniel, upaya membunuh secara politik Prabowo dengan tudingan Paslon 02 melakukan kecurangan.
“Upaya itu juga salah sasaran, seperti Pilpres ini telah salah paslon, salah pilih, salah hitung, dan salah menyalahkan antar warga negara,” jelasnya.
Menurut Daniel, kecurangan Pileg yang dilakukan caleg lebih besar dibandingkan Pilpres 2024.
“Kecurangan Pilpres, jika ada, lalu salah hitung suaranya jauh lebih terkelola dibanding dengan kecurangan Pileg yang melibatkan 18 parpol dan ratusan caleg,” paparnya.
Kata Daniel, ada kesalahan besar menyalahkan Jokowi tetapi tidak mau kembali ke UUD 45.
“Menyalahkan Jokowi sendiri dengan kedok mengembalikan demokrasi tidak saja mengingkari cacat terstruktur, sistemik dan masif model politik dan Pemilu ala UUD2002 ini, bahkan akan menjadi bumerang bagi bangsa yang sebentar lagi mau take off menjadi negara besar menyaingi China, India, dan AS,” ungkapnya
Sambil mengikuti percobaan pembunuhan politik atas Prabowo di MK ini, seperti dikatakan Kang Yudi Latif, tidak kah kembelgedhesan ini cukup menyadarkan kita bahwa dekadensi demokrasi ini harus diakhiri dengan kembali ke fitrah cita negara UUD 45.
“Bukan mengeroyok Jokowi saja seperti dulu mengeroyok Soeharto, atau Bung Karno saja ? Kita harus cegah agar Pemilu ini tidak lagi berakhir memilukan bagi Prabowo dan 150 juta pemilih yang sudah bersusah payah ke 800ribuan TPS, sementara bandit-bandit politik yang bersembunyi di parpol-parpol itu lolos melenggang tanpa pertanggungjawaban ke Senayan,” pungkasnya.
Daniel