Oleh : Sholihin MS( Pemerhati Sosial dan Politik)
Dua kali PBB melalui Lembaga Hak Azasi Manusia mengecam intervensi Jokowi dalam Pilpres 2024, dan menyarankan (secara implisit menyuruh Pemilu ulang dengan) Pemilu yang jujur, transparan, dan adil tanpa intervensi kekuasaan.
Reputasi Jokowi sebenarnya sudah hancur lebur. Di mata rakyat Jokowi dianggap sebagai penyengsara, di mata umat Islam Jokowi kejam terhadap para ulama, di mata orang-orang yang berakal sehat Jokowi itu maniak kekuasaan, di mata rakyat yang demokratis dan beradab Jokowi itu perusak demokrasi dan penginjak-injak adab, norma dan etika.
Jokowi sepertinya tidak pernah mendengar jeritan rakyat, memantau perkembangan di dalam negeri, apalagi di luar negeri. Dia hidup dalam penjara oligarki tapian dan China komunis yang hanya dikelilingi para penjilat busuk yang terus berusaha memuji-muji Jokowi demi jabatan yang dipegangnya. Ibaratnya Jokowi itu sudah telanjang dan dicemooh setiap orang yang melihat tapi dibisiki sama penjilat-penjilatnya kalau Jokowi itu masih gagah perkasa dengan pakaian lengkap.
Memang yang namanya dunia dan jabatan jika tidak dipegang oleh orang yang beriman yang amanah akan menjadikan orang itu buta, tuli, dan dungu (akalnya tidak berfungsi), tak ubah seekor hewan ternak bahkan lebih buruk lagi.
Jika kekuasaan dan politik dinasti Jokowi tidak ada yang berani menghentikannya, maka yang menjadi korbannya adalah negara dan seluruh bangsa Indonesia.
Jokowi itu sudah salah jalan _(wrong track)_ tapi sudah tidak bisa diluruskan lagi. DPR yang punya kewajiban untuk meluruskan Pemerintah (Presiden) tapi malah lumpuh dan impoten karena telah terjerat Jokowi dan kenyang dengan uang korupsi.
DPR saat ini sudah tidak berguna lagi bagi rakyat, mereka sudah bukan lagi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat tapi sudah jadi Dewan Pengkhianat Rakyat.
Partai-partai pun hampir semuanya sudah jadi pengkhianat rakyat, mungkin kecuali PKS. Mereka baiknya kalau lagi nyari suara saja ketika Pileg, baru mau mendekati dan mendengarkan rakyat. Setelah masuk Gedung DPR sudah lupa sama rakyat yang memilihnya.
Ketika rakyat sedang sangat membutuhkan cawe_cawe DPR untuk mengusut pelanggaran Presiden di Pilpres 2024 dengan kecurangan pemilu yang sangat terstruktur, sistematis, dan masif, yaitu agar menggulirkan Hak Angket, sulitnya minta ampun. Semuanya lempar tangan, sembunyi, tidak peduli, pengecut, dan masa bodoh. Padahal Hak Angket adalah solusi tepat untuk mengakhiri kedzaliman penguasa.
Kedzaliman Jokowi sudah melampaui batas. Jika tidak dihentikan maka negara ini bakal dikuasai China, yang saat ini 90% negara sudah dalam kendali China (oligarki taipan dan China komunis).
Rakyat sangat menantikan hadirnya para Pahlawan rakyat yang tulus ikhlas, berani, jujur, peduli rakyat, dan tidak takut ancaman penguasa.
Sosok itu hanya ada pada Anies Baswedan. Oleh karena itu seharusnya semua orang yang cinta kebenaran, kejujuran, dan keadilan ikut membantu Anies melawan kedzaliman Penguasa, bukan malah melawannya seperti yang dilakukan Yusril, Hotman, Otto, OC Kaligis fan para penjilat di sekitar Jokowi yang malah membela kedzaliman.
Saat ini MK sedang melakukan sidang gugatan sengketa Pilpres. Jika MK masih mampu bertindak jujur dan adil, kita masih punya harapan memperbaiki bangsa ini. Tapi jika MK juga masuk angin sehingga tetap membela kedzaliman, maka jalan terakhir adalah Pengadilan Rakyat.
Jika pilihannya adalah Pengadilan Rakyat, maka deluruh rakyat yang berakal sehat harus turun untuk mengadili penguasa dzalim dan antek-anteknya.
Kedzaliman penguasa harus diakhir saat ini juga sebelum semuanya terlambat.
Bandung, 19 Ramadhan 1445