Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Kenapa Jokowi yang sangat zalim dan menindas rakyat terus dibela ?
TNI-POLRI yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam membela konstitusi dan menjaga kedaulatan negara dari ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar, sekarang hanya jadi perpanjangan tangan kedzaliman dan kerakusan Jokowi. Sehingga Jokowi terus dalam kekuasaan tirani karena merasa terus di-back up TNI-POLRI.
Kapan TNI-POLRI akan siuman ?
Jokowi semakin lupa diri akan tugas dan kewajiban yang telah diamanahkan kepada dirinya dibawah sumpah untuk membela negara dan mensejahterakan rakyatnya
Kini Jokowi telah menjadi seorang monster yang sadis, bengis, dan terus menghisap darah rakyat. Demi memuaskan hawa nafsu untuk kepentingan dirinya dan keluarganya, semuanya dikorbankan : rakyat dikorbankan, lembaga negara dikorbankan, Undang-undang dan konstitusi dikorbankan, harga diri bangsa dikorbankan, elit dan pejabat (termasuk para Jenderal) yang semula orang-orang yang berintegritas dikorbankan, bahkan para tokoh Agama dan kyai juga dikorbankan.
Hawa nafsunya telah dijadikan Tuhan yang mengendalikan hidupnya.
Tidak ada orang yang lebih bodoh dari orang yang menjadi pengikut hawa nafsu. Ketika hawa nafsu sudah mengendalikan jiwanya, maka seluruh potensi kebaikan dirinya yang datang dari ilmunya, telinganya, hati, dan matanya telah menjadi tersesat.
Firman Allah :
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”(Q.S. –
Jāthiyah:23 )
Jokowi sepertinya sudah memilih jalan kedzaliman, setiap peringatan untuk kembali ke jalan yang benar malah dianggap musuh. Perilaku Jokowi tak ubahnya Dajjal sang Penyesat. Siapa yang berjalan di jalan yang benar dan menerapkan amar ma’ruf nahi munkar terus dihantam dan dibelokkan untuk mengikuti jalan mereka yang sesat.
Ambisi Jokowi akan terus cawe-cawe demi kelanggengan kekuasaannya melalui politik dinasti dan presiden “boneka”.
Belum juga Prabowo jadi Presiden, Jokowi sudah ikut cawe-cawe dengan tindakan-tindakan yang tidak etis:
Pertama, Membuat keppres untuk pelimpahan kewenangan Presiden kepada Wakil Presiden
Kedua, Ikut cawe-cawe program makan siang (presiden baru) yang dibahas di rapat kabinet Jokowi
Ketiga, Ikut cawe-cawe dalam rencana penyusunan kabinet Prabowo-Gibran.
Sepertinya Jokowi punya agenda besar yang masih dirahasiakan, bukan sekedar untuk melanggengkan kekuasaannya saja, tapi juga ingin menguasai Prabowo.
Bisa jadi Prabowo hanya diperalat saja untuk menggolkan segala rencana busuk Jokowi. Banyak pengamat yang memprediksi kalau koalisi Prabowo-Jokowi tidak bakal berlangsung lama dan bakal berantakan. Prabowo bakal berontak ketika merasa terlalu diatur-atur Jokowi.
Sungguh, demi ambisi kekuasaan baik Jokowi maupun Prabowo rela mengorbankan kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan rakyat.
Semoga Allah berikan jalan bagi bangsa Indonesia untuk menumbangkan keduanya, apakah melalui Hak Angket, People power, atau makar Allah.
Bandung, 1 Ramadhan 1445