Jokowi Siap-siap Kabur?

Oleh : Memet Hakim, Pengamat Sosial & Wanhat APIB

Prediksi Hasil Pemilu ini memang seru. Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Semua paslon tentu sudah bersiap-siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.

“Andaikan 02 yang menang pilpres”, pasti 01 & 03 tidak akan terima, karena pemilunya curang. Pelaku kecurangannya adalah Jokowi (Diluar paslon) dengan mengunakan segala kekuasaannya untuk memenangkan anaknya yang jadi cawapres 02. Jadi kubu 02 adalah penerima keuntungan dari kejahatan Jokowi.

Proses Hak Angket, Pengaduan kecurangan akan terus berlangsung. Seandainya MK dan DPR dapat mementahkan gugatan 01 & 03, masalah tidak akan selesai juga. Besar kemungkinan pemerintahan Prabowo, tidak akan berjalan normal. Setiap saat di Jakarta maupun di daerah akan rame orang berdemo, protes menentang anak haram konstitusi itu. Semakin parah jika kemampuan negara untuk bayar utang sangat lemah, karena Prabowo diprediksi akan fokus belanja alutsista dan memberikan makan gratis. Kemudian diperkirakan mengelola pemerintahan dianggap sama dengan mengelola bisnis, sesuai visinya.

Jika Prabowo sakit atau meninggal dengan berbagai sebab, wapres otomatis akan jadi presidennya. Tentu kondisi politik akan semakin panas, apalagi Gibran tidak memiliki adab sopan santun pada yang lebih tua.

Tidak ada yg bisa menjamin Prabowo akan selamat, karena karakter Jokowi yang culas sudah menjadi bawaannya. Apakah selanjutnya panglima, kapolri dan para Menteri akan bisa menerima diperintah Gibran ? Apalagi rakyat, jadi begitu Gibran nau jadi Presiden sangat mungkin Indonesia terpecah belah. Umumnya masyarakat di daerah, termasuk di Solo sendiri, gak rela Gibran memimpin RI.

Begitu juga jika Prabowo yg jadi presiden, rasanya tidak ada jaminan Jokowi akan selamat. Ingat Prabowo pernah dicurangi oleh Jokowi dalam pilpres, bagaimana bisnisnya, sumber dananya dihambat kita semua tahu. Pasti Jokowi akan merasakan balasannya, walaupun Gibran jadi wapresnya, Jokowi diperkirakan tidak akan aman dibawah Prabowo. Jika Prabowo tega, meninggalkan ulama dan emak2 para pendukungnya dulu, meninggalkan Jokowi itu perkara kecil.

Jika seandainya “kubu 01 Anies yang menang”, walau 2 putaran, pasti kubu 02 tidak puas, apalagi sudah pesta selamatan segala. Ada rasa malu, jengkel, marah, banyak dana keluar, terutama para pendukung Jokowi, mungkin akan ngamuk. Bupati, polisi, ASN, Kepala Desa, penerima bansos akan jadi sasaran kemarahan.

Nah Anies kan ingin melakukan perubahan mendasar, menegakkan Keadilan dan memperbaiki ekonomi kalangan menengah bawah. Artinya siapa saja yang bisnisnya kotor, akan dibabat habis. Pemimpin2 yg lurus akan diberi tempat selayaknya. Jokowi termasuk pejabat kotor, jadi termasuk yang harus ditertibkan.

Melihat kondisi seperti itu Jokowi diduga akan segera kabur ke LN, karena takut digugat atas kejahatannya selama ini. Begitu juga para pembantunya termasuk KPU dan yang dianggap pengkhianat lainnya akan ikut mengungsi atau minimal ngumpet.

Anies jika jadi presiden, akan tegas pada oligarki yang selama ini membuat ketimpangan ekonomi semakin jauh, merusak tatanan bisnis terkait pribumi. Mereka juga sangat mungkin kabur dan beroperasi dari LN. Para pejabat yang menghamba pada Jokowi siap2 saja untuk dipinggirkan, dimiskinkan atau masuk penjara, bukan karena dendam Anies, tapi karena akibat perbuatannya.

Cuma kubu Anies diperkirakan yang dapat menyelesaikan hutang2 LN. Hutang yang timbul atas kemauan presiden tanpa persetujuan DPR tentu merupakan tanggung jawab Jokowi sendiri. Begitu juga hutang bisnis swasta dan BUMN atas prakarsa Presiden. Perekonomian akan bertambah baik, karena iklim usaha akan lebih baik. Kemiskinan akan sangat berkurang dan pendidikan akan dikembalikan je rel yang seharusnya

Saat 01 menang, sangat mungkin dibentuk “Pengadilan ad hoc” sebagai gantinya pengadilan rakyat, dengan eksekutor khusus untuk menangani kebrutalan kejahatan politik dan ekonomi. Akan tetapi “Anies akan merangkul seluruh komponen bangsa yang baik untuk bersama- sama membangun negeri”. Anies bukan tipikal pemimpin yang suka melanggar janji.

Begitu juga jika “Ganjar dari kubu 03 yang menang”, Jokowi tidak akan aman juga, karena sudah dianggap pengkhianat dan terlalu banyak dosanya. Pilihan terbaik Jokowi akan tetap kabur ke LN. Indonesia dianggap tidak aman buat Jokowi dan keluarga nya. Jika tetap tinggal di DN, tentu harus masuk penjara juga.

Kubu Ganjar sangat mungkin bersatu dengan kubu Anies, kedua kubu ini memiliki nasib yang serupa, yakni dicurangi oleh Jokowi. Sebagian dari Kubu 02, sejatinya sebagian sudah ada yang bergabung dengan kubu 01. Ini merupakan modal persatuan yang cukup kuat

Jadi “siapa saja presidennya, ternyata tidak ada yang aman buat Jokowi dan keluarganya”. Tidak akan ada jaminan keamanan dari capres manapun, karena kejahatan Jokowi terhadap musuh-musuh politiknya, terhadap rakyat dan pada para pendukungnya yg telah dikhianati serta banyaknya pelanggaran konstitusi dan hukum.

Mengerikan memang buat keluarga Jokowi, tapi itu sebuah resiko yang Jokowi juga tahu pasti.

Sebagai gambaran 1792, di Perancis, Louis XVI dan istrinya Marie- Antoinette dihukum mati dengan dipotong lehernya pake guillotine, akibat masalah finansial dan kenaikan pajak.

Selain itu ada juga nasib Presiden diktator yg dihukum mati seperti Sadam Husein di Irak tahun 2003, dihukum gantung oleh lawan politiknya dan akibat banyaknya kemiskinan serta kesulitan akibat perang dengan Iran. Presiden Muhammad Najibullah dari Afganistan 1996 ditembak mati, diseret pake mobil dan digantung selama 2 hari, di Rumania 1989, Presiden Nicolae Ceausescu dan istrinya dihukum mati didepan regu tembak atas tuduhan membunuh rakyatnya dan penggelapan uang. Ferdinan Marcos, 1989, diasingkan ke Hawai akibat suburnya korupsi dan pemilu curang. Banyak lagi contoh presiden yg dihukum akibat masalah keserakahan dan ketidak puasan rakyat.

Semua presiden yang dihukum mati diatas karena kejahatannya terhadap rakyat, seperti Jokowi sekarang ini. Nah bagaimana Jokowi yang berwajah lugu tapi daya rusaknya luar biasa terhadap negeri ini ? Korupsi berkembang, nepotisme, kecurangan di pemilu, pembohong ulung. Berapa orang rakyat yang terbunuh akibat kecurangan dan kebenciannya ?

Di Indonesia tidak dikenal hukum potong leher atau gantung. Yang ada hukuman tembak mati. Untuk seorang presiden belum ada sejarahnya di Indonesia yang dihukum mati, paling seperti BK yang dianggap pro PKI berupa tahanan rumah secara ketat sampai mati.

Jokowi memang harus berhitung cermat dan siap-siap dengan resiko terburuk, jika ketidak puasan rakyat menjadi sebuah revolusi. Kemarahan massal tidak dapat diatasi oleh pasukan polisi dan senjata, kemarahan hanya dapat diobati dengan cara melakukan apa yang diminta rakyat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News