Mayjen (Purn) Tri Tamtomo: Kecurangan TSM Pilpres 2024 Karena Cawe-cawe Jokowi

Pilpres 2024 memanas karena ada cawe-cawe Kepala Negara, di mana ada hubungan kesemendaan bapak-anak antara kepala negara dengan salah satu cawapres. Ada kepentingan jangka pendek terkait cawe-cawe Kepala Negara, sedangkan negara saat ini membutuhkan kondisi yang kondusif.

Penegasan itu disampaikan mantan anggota Komisi I DPR RI Mayjen (Purn) Tri Tamtomo menyikapi langkah-langkah yang akan diambil tim pemenangan pasangan Capres/cawapres terkait kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) di Pilpres 2024.

“Apakah kondisi saat ini karena ‘kecurangan TSM’ goro-goronya? iya pasti lah. Karena ada cawe-cawe! Ada hubungan kesemendaan antara bapak dan anak. Ini dipaksakan. Semua ini membara karena ada cawe-cawe. Apakah kebutuhan atau kepentingan? Di sini kepentingan yang terjadi. Ini kepentingan jangka pendek. Padahal saat ini negara bangsa butuh kondisi yang kondusif,” tegas Tri Tamtomo.

Menurut Tri Tamtomo, jika Kepala Negara bermain dua kepentingan, maka ada beberapa ketentuan perundangan yang dilanggar. Harus dibedakan posisi presiden sebagai Kepala Pemerintahan dengan kepala rumah tangga.

“Kalau presiden bermain dua kaki, berapa undang-undang yang dilanggar? Harus dibedakan, sebagai kepala pemerintahan dengan kepala rumah tangga. Ini beda, ada beda hak dan kewajiban dan resiko. Salah dalam penyelenggaraan negara, berantakan ini republik. Kalau di dalam rumah tangga bisa diselesaikan dengan anggota keluarga lainnya,” beber Tri Tamtomo.

Mantan Pangdam I/Bukit Barisan itu menegaskan bahwa ada hubungan batin yang kuat antara bapak yang sedang berkuasa dengan anak yang akan berkontestasi di Pilpres.

“Harus bisa dibedakan posisi kepala pemerintahan dengan kepala keluarga. Tidak bisa digebyah- uyah. Anaknya maju, bapak dengan anak pasti ada hubungan batin yang kuat. Yang kita lihat hari ini adalah kepentingan sesaat. Yang penting gue lengser keprabon, anak gue jadi petinggi. Ada kepentingan sesaat sehingga kebutuhan mendasar negara menjadi terabaikan. Pada akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Ini yang harus kita jaga,” tegas Tri Tamtomo kepada itoday (23/02/2024).

Sebagai ilustrasi, Tri Tamtomo membeberkan konsekuensi posisi kepala rumah tangga dengan kepala pemerintahan. Di dalam rumah tangga, saat anak menikah dan melakukan janji ijab qobul di depan penghulu, bapak hanya sebagai saksi. Berbeda dengan sumpah janji Presiden dan Wakil Presiden yang bersumpah janji kepada rakyat.

“Jika sumpah dan janji diingkari atau terjadi pengingkaran, 270 juta rakyat Indonesia mau dibawa ke mana? Apa ini mau dibilang bapak paten, bapak hebat? Kita serahkan kepada masyarakat. Yang terkena sentilan harus mengingat ini. Bapak Presiden telah melakukan pembangunan yang luar biasa, tetapi jangan dilumuri dengan hal yang kecil tetapi vital dan akibatnya fatal ,” kata Tri Tamtomo.

Secara khusus Tri Tamtomo meminta KPU dan Bawaslu untuk bersikap arif dan bijak dalam menyelesaikan tuntutan berbagai pihak terkait kecurangan TSM Pilpres 2024.

“Sekarang ini kondisi tidak kondusif. Jangan mau sohor tapi tekor. Untuk KPU dan Bawaslu, lakukan penghitungan suara dengan jujur supaya tidak terjadi ketegangan di dalam masyarakat akibat segmentasi di dalam masyarakat. Lakukan dengan benar dan bertanggungjawab berani untuk menyampaikan bahwa yang benar itu benar, yang salah itu salah,” tegas Tri Tamtomo.

Kepada DPR RI, Tri Tamtomo meminta wakil rakyat menjalankan fungsi pengawasan, legislasi dan fungsi hukum dengan baik.

“Sebagai rumah rakyat, DPR harus menjalankan fungsi pengawasan, legislasi, dan fungsi hukum dengan baik. Supaya masyarakat tahu persis, apakah di dalam penyelenggaraan Pilpres 2024 ini ada kelemahan, kelalaian, atau ada rambu-rambu yang ditubruk. Tak hanya DPR, seluruh lembaga negara harus ikut serta mencermati hal ini dan sekaligus memberikan informasi kepada masyarakat. Jangan dibiarkan! Tunggu rakyat marah baru bekerja? Itu keliru besar,” tegas Tri Tamtomo.

Tri Tamtomo mengingatkan agar semua pihak mengutamakan keselamatan dan keutuhan bangsa terkait ekses Pilpres 2024.

“Negara sedang sakit, kita harus ingat bahwa keselamatan negara, keutuhan bangsa menjadi prioritas. Ini semua terjadi karena adanya cawe-cawe dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Jadi jangan jadi tukang batu atau tukang anduk. Habis nimpuk cuci tangan. Kalian yang bikin gara-gara, mana sikap ksatria?” pungkas Tri Tamtomo.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News