Rakyat Indonesia harus melakukan revolusi agar bangsa ini terselematkan dari para pejabat yang haus kekuasaan dengan melanggar konstitusi demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.
“Mensikapi perkembangan politik di tanah air yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, saya dan beberapa kawan civitas akademika UGM (termasuk mahasiswa) terpanggil untuk menyampaikan sikap yang tegas dan jelas: Tolak Hasil Pemilu 2024 dan Seruan Revolusi Selamatkan Indonesia,” kata Dosen UGM Ir. KPH. Adipati, Bagas Pujilaksono Widyakanigara Hamengkunegara, M. Sc., Lic. Eng., Ph.D dalam pernyataan kepada wartawan, Rabu (21/2/2024).
Bagas mengatakan, seruan menolak hasil Pemilu 2024 bukan untuk mencari panggung politik dan berafiliasi dengan paslon tertentu. “Kami memperjuangan sebuah substansi, bukan sedang mencari panggung politik,” jelasnya.
Pernyataan ini, kata Bagas merupakan bagian dari perjuangan untuk bangsa Indonesia. “Derivasi dari pernyataan sikap, sudah kami siapkan secara runtut, dan merupakan bagian dari perjuangan kami,” papar Bagas.
Kata Bagas, seruan revolusi bukan melawan negara apalagi politik partisan untuk mendukung paslon tertentu. “Pernyataan sikap ini, bukan sebuah gerakan politik partisan, karena kami teguh, dan konsisten di jalur politik negara. Integritas komitmen kebangsaan adalah nilai yang selalu kami pegang teguh. Kami tidak sedang melawan negara!” tegasnya.
“Secara lisan, saya sudah berkomunikasi dengan Dr. Arie Sudjito, Warek Bidang Kemahasiswaan UGM. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup penuh dengan kebohongan dan munafik,” paparnya.