Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)
Denny JA, dalam tulisannya “Mengapa quick count satu putaran layak dipercaya”- dengan berbagai alasan, membela diri bahwa Quick Count , yang menyatakan Prabowo- Gibran menang putaran layak dipercaya.
LSI Denny JA. Lembaga ini memang sudah mengabarkan Prabowo Gibran akan menang satu putaran saja, enam hari sebelum hari pencoblosan.
Dalam pembelaan dirinya juga menampilkan berbagai hasil survei antara lain dari Kompas mengumumkan yang menang Prabowo dengan Gibran dengan angka 58,60%. CSIS juga sama, mengumumkan Prabowo Gibran juga menang 58,22%, dan media survei lainnya.
Dengan bangga mengatakan “Inilah sikap sejati seorang peneliti.”
Pendapat Denny JA, ketabrak pendapat Prof. Effendi Gazali terkait dengan
kejahatan Quick Count yang diselenggarakan oleh beberapa lembaga survei, mengatakan bahwa : “Ketidak jujuran utama pilpres atau komunikasi politik itu adalah adanya lembaga-lembaga survei.
Terlalu kuat kecurigaan masyarakat dan pengamat survei terkait dengan pesan politik sponsor yang membiayai dengan pesanan angka survei rentalan yang harus di munculkan .
Hasil quick count yang muncul sebelum KPU melakukan hitung manual, dalam perjalan waktu kerja KPU terus berbenturan dengan realitas pilpres curang yang teratur, sistematis dan masif.
Betapa keras pemaksaan menang satu putaran dengan rekayasa bantuan sosial, money politik – kartu suara yang telah di coblos sebelum masuk kotak suara dan manipulasi mengubah angka di server komputer KPU untuk paslon 2.
Bahkan terpantau keterlibatan sistem komputer China dalam kemelut perhitungan sirekap KPU. Indikasi kuat ada keterkaitan pemilik jasa computer storage Cloud di US bahwa pengolahan data Pilpres di Indonesia di kendalikan oleh kontraktornya Zhejiang Taobang Network Co, Cina bekerjasama dengan Sirekap KPU.
Sepertinya serve komputer KPU sudah acak acak datanya tanpa ada kemampuan untuk diamankan yang menandai. Terkesan KPU sudah tidak berdaya tinggal mengikuti angka kemenangan dari server yang sedang dikendalikan dari luar (China).
Sampailah pada hipotesis apapun alasan yang akan di sampaikan KPU yang sudah tidak berdaya tentang terjadinya kecurangan angka kemenangan Paslon 2 sudah sia sia
Angka kemenangan Paslon 2 akan sama dengan kerja Survei Quick Count rentalan yang semua bekerja dalam satu sistem dan kendali yang sama.
Betapa tragisnya negara ini, bukan hanya sistem demokrasi yang sudah di hancurkan. Hasil pemenang Pilpres juga telah di lelang. Di bawah kelola dan kendali Jokowi hancur lebur kedaulatan negara ini.