Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat panik dengan hasil berbagai lembaga survei menunjukkan Prabowo-Gibran angkanya stagnan. Jokowi pun berusaha memenangkan Prabowo-Gibran dengan membagi-bagikan sembako terutama di basis pendukung Ganjar Mahfud.
“Melihat Presiden Jokowi panik, turun ke jalan di depan istana ikut bagi-bagi Sembako, menampakkan paslon No 2 hanya ikut satu putaran aja, stag di angka 30 %,” kata Kader PDIP dekat almarhum Taufik Kiemas, Beathor Suryadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (26/1/2024).
Sikap songong Gibran di panggung debat, kata Beathor menjadi faktor suara Paslon 02 mengalami penurunan yang sangat drastis.
“Akibat akrobat Gibran di panggung debat angkanya jadi anjlok, kader-kader partai pendukung pada hengkang pindah ke paslon yang lain,” jelasnya.
Awalnya partai-partai pendukung Prabowo di perjalanan masuk nama Gibran sebagai Cawapres, terjadi kebimbangan, juga para tokoh.
“Kita lihat Yusril, SBY dll mereka mulai ragu terhadap paslon No 2 ini, susah diatur dan selalu berubah-ubah sikapnya,” jelasnya.
Bunyi-bunyian paslon No 2 kalah membuat Jokowi stres takut kalah dan malu. Dia lakukan segala hal.
“Jokowi sudah tidak percaya lembaga survei, angka yang tercatat akan beda dengan angka yang nyata, terjadi anomali,” pungkas tahanan politik era Soeharto.