Jusuf Kalla (JK) harus meminta maaf kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto karena memberikan dukungan terhadap Anies-Muhaimin (AMIN) di Pilpres 2024.
“Sebagai senior Golkar sebaiknya pak JK minta maaf kepada Airlangga,” kata politikus Gelora Fahri Hamzah di akun X (Twitter), Jumat (12/1/2024).
Fahri tidak tega mengkritik keras JK dengan alasan beda pilihan politik di Pilpres 2024. “Saya tidak setuju pak JK diseret masuk pertarungan. Saya gak tega nembak balik beliau,” ungkapnya.
Ia mengatakan, Indonesia memerlukan mantan pemimpin bangsa seperti JK untuk menjadi pandita. “Kita perlu sisa-sisa mantan pemimpin bangsa duduk menjadi pandita,” papar Fahri.
Surya Paloh sebagai Ketum Partai NasDem, kata Fahri bisa menempatkan sebagai sosok pandita dan tidak harus ke lapangan memberikan dukungan kepada capres tertentu. “Pendamai dalam demokrasi ini. Pak SP saja yang ketum nasdem bisa,” tegasnya.
JK resmi menyampaikan dukungan ke pasangan Anies Baswedan dan Cak Imin di Pilpres 2024. Dukungan JK ke Anies-Cak Imin disampaikan di Makassar.
“Karena merasa punya tanggung jawab moral agar rakyat tidak salah dalam memilih pemimpin yang akan memimpin Indonesia dalam 5 tahun ke depan, maka Selasa (19/12) di Makassar, M Jusuf Kalla, menyampaikan secara terbuka jika dirinya memilih Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar,” kata Juru Bicara Jusuf Kalla, Husain Abdullah, saat dihubungi, Selasa (19/12/2023).
Husain menyebut dukungan diberikan JK berdasarkan track record Anies Baswedan. Tidak hanya itu, menurut JK, Anies memiliki keunggulan dalam segi pengetahuan, pengalaman, kejujuran serta integritas.
“Selama ini ia (JK) menyampaikan dirinya netral, tetapi sebagai warga negara Pak JK tentunya memiliki pilihan politik. Dan berdasarkan track record Anies Baswedan yang ia ketahui, Pak JK berkeyakinan jika Anies adalah orang yang tepat memimpin Indonesia ke depan,” kata Husain.
“Bagi JK, yang dua priode menjabat sebagai Wapres RI untuk dua Presiden berbeda, Anies adalah murid politiknya. Dari segi pengetahuan, pengalaman, kejujuran serta integritas Anies memiliki keunggulan dalam hal tersebut,” sambungnya.
JK sendiri, kata Husain, enggan mengomentari capres lain. Namun menurut JK seorang pemimpin harus terbuka jika dikritik, harus adil dan tidak pemarah.