Minta Maaf, Muslim Arbi: Ketua BEM UGM Diduga dapat Tekanan Penguasa

Ketua BEM UGM Gielbran M Noor diduga mendapat tekanan penguasa sehingga minta maaf setelah gelar ‘alumnus UGM paling memalukan’ kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Sebelum minta maaf, Gielbran M Noor mengakui mendapat intimidasi. Ini artinya Gielbran minta maaf diduga atas tekanan penguasa,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada wartawan, Jumat (22/12).

Menurut Muslim, Jokowi juga memberi isyarat tidak suka pemberian gelar dari Ketua BEM UGM. “Jokowi hanya mengingatkan etika sopan santun. Ini pun diterjemahkan Pratikno sebagai mantan Rektor UGM untuk menertibkan Ketua BEM UGM,” jelasnya.

Kata Muslim, permintaan maaf Ketua BEM UGM Gielbran tidak menyurutkan gerakan mahasiswa dalam mengkritisi penguasa. “Beberapa kampus sudah bergerak. Tinggal konsolidasi dan menggabungkan dengan butuh dan rakyat,” papar Muslim.

Ketua BEM KM UGM Gielbran M Noor meminta maaf karena diskusi yang dibuat di bundaran UGM beberapa waktu lalu menimbulkan kegaduhan dan menyeret nama kampus. Adapun dalam diskusi itu sekaligus memberikan gelar ‘alumnus UGM paling memalukan’ kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kami meminta maaf apabila diskusi ‘Rezim Monarki Sang Alumni: Amblesnya Demokrasi Ambruknya Konstitusi dan Kokohnya Politik Dinasti’ menimbulkan kegaduhan yang berdampak secara langsung kepada institusi UGM,” kata Gielbran kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).

Dia bilang usai diskusi itu, nama UGM ikut terseret. Di samping itu ada banyak isu liar yang muncul.

“Karena kemarin ikut menyeret nama institusi kampus UGM, seperti saya di-drop out kemudian, IPK 2,2 dan berbagai macam isu liar yang kaitannya dengan institusi UGM,” ucapnya.

Adapun diskusi yang diselenggarakan oleh BEM-KM UGM di hari Jumat 8 Desember 2023 kemarin merupakan wujud kritik atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Gielbran menegaskan diskusi sudah dilandasi berbagai kajian.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News