Sayap pergerakan kaum wanita Partai Ummat, Permata Ummat, mendesak pemerintah via kepolisian untuk mencabut izin konser grup band asal Inggris Coldplay yang terang-terangan mendukung LGBT.
“Konser Coldplay ini sangat berbahaya karena semakin kita membiarkan dan membuka peluang promosi tanpa ada larangan dari pemerintah dan masyarakat, maka lama kelamaan opini masyarakat terutama generasi muda akan terbentuk. Seolah penyimpangan orientasi seksual dan perubahan identitas gender menjadi hal yang wajar,” kata Ketua DPP Permata Ummat Euis Fety Fatayaty, Ahad (12/11/2013).
Euis mengatakan rasa kesabaran masyarakat ada batasnya dan ini bisa berakibat fatal karena sebagian besar masyarakat menganggap pembiaran gerakan pro LGBT termasuk kategori penistaan agama yang harus dilawan.
Euis menambahkan masyarakat harus segera menyikapi segala propaganda dan promosi budaya dan simbol LGBT karena anak-anak dan remajalah yang akan menanggung risikonya. Kata Euis, ini bertentangan dengan norma agama yang berdampak pada kerusakan akhlak dan moral generasi muda.
Euis mengatakan propaganda dan promosi masif LGBT yang dilakukan dengan berbagai cara harus dihentikan. Salah satu caranya, kata Euis, yaitu dengan membuat Undang-Undang yang memuliakan agama dan melarang segala bentuk pelanggaran atasnya.
“Kita tidak bisa lagi terus-menerus hanya menyelesaikan ini dengan aksi unjuk rasa. Sebagai kader partai politik mari kita gunakan ruang legislasi yang kita miliki untuk mengajak semua unsur penting terlibat dalam membuat dan menyusun peraturan anti propaganda dan promosi LGBT,” kata Euis.
Di tempat terpisah Pembina Permata Ummat Dr. Nurdiati Akma dari Mekkah mengatakan pemerintah janganlah hanya berpikir tentang uang dan keuntungan ekonomi dari konser Coldplay yang kerugian moralnya jauh lebih besar.
“Saya memohon kepada pemerintah dan para elit politik yang memegang amanah, janganlah mengambil keuntungan dari persoalan ini. Ini adalah persoalan nasional di mana ada anak-anak kita generasi penerus bangsa yang harus kita lindungi,” kata Nurdiati.
Nurdiati mengatakan dia berharap semua pihak bersepakat untuk bekerja dengan amanah dan selektif dalam membuat kebijakan. “Agar kita menolak segala hal yang berbau propaganda dan promosi LGBT,” tutupnya.