Jokowi Gembosi Prabowo

Jakarta – Pendaftaran calon presiden dan wakilnya tidak lama lagi. Satu pasangan sudah lengkap yakni Bacalon Presiden Anies Baswedan dan Bacawapres Muhaimin Iskandar. Sementara Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih jomblo.

Manuver politik belakangan ini justru nama Gibran anak Presiden Joko Widodo disodorkan agar dipinang Prabowo sebagai Bacawapresnya. Kenapa Gibran tidak disodorkan untuk Ganjar?

Terkait kondisi kekinian tersebut, Pengamat Intelijen dan Geo Politik Amir Hamzah mengungkapkan, langkah tersebut sejatinya untuk menggembosi Prabowo.

Langkah Jokowi menyodorkan Gibran dan dimasifkan, menurut Amir, merupakan langkah operasi semut merah yang dilakukan mitra PKC di Indonesia.

“Berdasarkan risalah dari kelompok Komunis Gaya Baru (KGB), pencawapresan Gibran untuk Prabowo guna menurun kepercayaan masyarakat dan agar Prabowo kembali kalah dalam Pilpres 2024 nanti,” terang Amir.

Menukil risalah tersebut, KGB melakukan Operasi Semut Merah dengan upaya mendorong MK mengabulkan gugatan usia batasan capres dan cawapres sehingga memberi peluang secara hukum bagi Gibran untuk disandingkan dengan Prabowo. Strategi ini merupakan cara – cara klandestain yang dilakukan oleh PKC melalui Operasi Semut Merah dengan KGB sebagai operatornya sebenarnya bertujuan untuk merapuhkan pencapresan Prabowo.
Disamping itu, apabila operasi mereka berhasil menyandingkan Gibran dengan Prabowo maka hal ini pasti akan menimbulkan perpecahan dalam koalisi pendukung pencapresan Prabowo.

Tak hanya itu, masih berdasar risalah tersebut, operasi semut merah juga mengkosolidasikan kalangan mantan militer yang dulu tidak mendukung Prabowo, didorong agar mereka berpura pura mendukung Prabowo.
Sementara untuk Anies, menurut risalah tersebut, KGB juga sudah memecah belah NU agar tidak bulat mendukung Pasangan Anies – Muhaimin Iskandar serta mengobok obok PKS.

Begitu juga untuk Nasdem, KGB sudah membongkar kasus korupsi dan jual beli jabatan di Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Syaril Yasin Limpo. Soal SYL ini harus dijatuhkan citranya karena SYL merupakan seorang tokoh sentral di Selebes yang basis kuat, sangat kuat di Sulawesi, terutama di Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu, operasi ini juga mendorong cawapres perempuan yakni Yenny Wahid sebagai Cawapres Ganjar Pranowo.

Pertimbangan nama Yenny Wahid, untuk Cawapres Ganjar mesti dari kalangan NU, terutama kalangan Gus Dur-ian yang memiliki basis solid dan masif dibandingkan basis PKB pimpinan Muhaimin Iskandar. Jika Yenny Wahid menjadi Cawapres Ganjar Pranowo, suara NU dari Gusdurian akan solid mendukung Ganjar dan bisa memenangkan Ganjar satu putaran.
Risalah tersebut menegaskan, beberapa poin di atas merupakan hasil kerja Operasi Semut Merah.

Dalam risalah tetsebut, dibeberkan juga ada partai baru yang mendukung Prabowo merupakan wadah bagi agen – agen Komunis Gaya Baru.

Terhadap langkah Operasi Semut Merah tersebut, menurut Amir, kondisi ini harus kita sikapi. Koalisi pendukung Prabowo harus ambil tindakan. Begitu juga AS akan bereaksi. Tidak boleh ketinggalan juga warga NU dan Gusdurian ambil langkah selektif atas setiap manuver politik KGB yang didukung PKC.

Menurut Amir, Operasi Semut Merah merupakan jebakan yang dipasang PKC bersama anteknya di Indonesia untuk kepentingan Cina.

Amir menyaran agar Prabowo tidak memilih Gibran atau siapapun yang berasal dari Rezim Jokowi dan oligarkinya.

“Ini bukan suka atau tidak suka tapi untuk kepentingan bangsa dan negara dan saya percaya Prabowo dan orang sekitarnya tahu soal jebakan dalam Operasi Semut Merah ini,” pungkas Amir. * Pasopati 1-3

Simak berita dan artikel lainnya di Google News