Aceh Hijau, UNICEF dan Baitul Mal Implementasikan Program Responsif Anak di Aceh

Banda Aceh – Kegiatan pelatihan perencanaan dan strategi implementasi program responsif anak berbasis pemberdayaan keluarga sukses dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal 9-10 Oktober di SEI Hotel Kota Banda Aceh. Acara yang dihadiri oleh sekitar 35 peserta dari tujuh Baitul Mal Kabupaten/Kota (BMK) dan Baitul Mal Aceh (BMA) ini berfokus pada upaya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para peserta terkait pentingnya perencanaan strategis dalam melaksanakan program responsif anak.

Dalam sambutannya, Kepala Baitul Mal Aceh yang diwakili oleh Ibu Khairina, ST, menekankan bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk mengatasi masalah di Baitul Mal terkait kebutuhan pelatihan SDM yang berfokus pada keamilan. Hingga saat ini, keahlian dalam kompetensi masih menjadi permasalahan yang besar. Salah satu aspek yang perlu diperbaiki adalah mengubah SDM Baitul Mal menjadi perencana yang baik, baik itu dalam program, monitoring, dan pendampingan.

“Tujuan kita melakukan kegiatan pelatihan ini sebenarnya ada masalah di Baitul Mal bahwa secara SDM kita perlu pelatihan yang menjurus ke keamilan. Bagaimana hari ini ketika kita bicara kompetensi saja, itu masih menjadi PR besar. Salah satu nya adalah bagaimana SDM Baitul Mal bisa kita bekali nantinya menjadi perencana perencana yang baik, perencana di dalam program, perencana untuk monitoring, perencana untuk pendampingan, dan itu yang hari ini kita lakukan”.

Selanjutnya, Direktur Yayasan Aceh Hijau, Syarifah Marlina, M.Sc pada saat sambutan menyampaikan bahwa panduan ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk memastikan dana yang ada di Baitul Mal dapat disalurkan kepada mustahik yang membutuhkan dengan cara yang memberdayakan. Hal ini bertujuan agar mustahik tidak hanya sekali menerima bantuan, tetapi juga dibantu untuk meningkatkan kelas sosialnya.

“Harapan kita adalah, bagaimana panduan ini bisa menjembatani agar dana yg ada di Baitul Mal dapat disalurkan kepada mustahik yang membutuhkan namun dengan cara-cara yang yang memberdayakan dan memastikan bahwa agar mustahik ini tidak hanya menerima sekali bantuan, dukungan. Karena kita mengetahui dan menyadari sepenuhnya cita-cita besar dari Baitul Mal ini bukanlah hanya mendistribusikan anggaran, program dan bantuan, tetapi cita-cita akhirnya adalah bagaimana mustahik ini naik kelas, naik kelas dari mustahik menjadi muzakki. Ketika itu terjadi, itulah sebenarnya yang menjadi idealnya ataupun puncak keberhasilan Baitul Mal”.

Dalam serangkaian sesi diskusi dan lokakarya yang berlangsung selama dua hari, para peserta diberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam merencanakan dan mengimplementasikan program responsif anak secara efektif. Materi ini disampaikan oleh Sigit Iko Sugondo selaku konsultan pemberdayaan masyarakat.

Sebagai bagian dari upaya mencapai hasil yang maksimal, pelatihan ini turut mengadakan sesi tanya jawab dan diskusi kelompok, yang memungkinkan para peserta untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka terkait isu-isu yang relevan. Dalam suasana yang penuh antusiasme dan kebersamaan, ide-ide kreatif dan solusi-solusi inovatif pun bermunculan, yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam upaya mengimplementasikan program responsif anak berbasis pemberdayaan keluarga di provinsi Aceh.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News